Mohon tunggu...
Nurul Izzah Fitri
Nurul Izzah Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Let's dive into a good book

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sentralkan Berliterasi Bawa Indonesia maju

14 November 2021   08:28 Diperbarui: 14 November 2021   08:33 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia bakal menjumpai bonus demografi di masa mendatang. Sekitar separuh dari penduduk Indonesia berada di cakupan usia produktif. Berdasarkan hasil sensus tahun 2020 yang dirilis akhir Januari oleh Badan Pusat Statistik, Indonesia didominasi generasi Z sebesar 27,94% dan  generasi milenial sebesar 25,87%. Generasi tersebut akan memberikan pengaruh yang besar sekitar 10 tahun ke depan saat menghadapi bonus demografi.

Berbagai strategi perlu dipersiapkan bagi Gen-Z. Berbagai macam kecakapan perlu dikuasai agar tidak kelabakan. Pemerintah perlu mengupayakan kemantapan Gen Z saat menghadapi berbagai situasi Indonesia di masa mendatang. Membekali mereka dengan ilmu, keahlian, dan karakter yang baik menjadi fondasi kokohnya bangsa Indonesia. Kendati hal itu, sudah sepatutnya sistem pembelajaran dalam dunia pendidikan memegang peranan penting dalam pembekalan dan pembentukkannya.

Berbagai bekal tersebut dapat ditanamkan dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam pendidikan di Indonesia. Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mencanangkan Merdeka Belajar sebagai program yang memprioritaskan kebutuhan para pelajar agar bisa mendalami minat dan bakat yang dimilikinya. Merdeka Belajar menjadi salah satu topik perbincangan yang menarik di lingkungan pendidikan. 

Banyak ekspektasi dalam program satu ini. Meski begitu, kebijakan ini masih berjalan dengan serangkaian program yang mendukung. Sekolah bahkan universitas ikut andil dalam menyukseskan program tersebut. Tentunya, baik para siswa, mahasiswa, guru, maupun dosen mengerahkan segala usahanya agar program tersebut berjalan secara maksimal.

Mas Menteri, Nadiem Makarim, membekukan Ujian Nasional (UN) dengan Asesmen Nasional (AN). Asesmen tersebut menjadi kebijakan lain yang dicanangkan. Asesmen Nasional dilaksanakan pada siswa yang duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD), kelas 8 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan kelas 11 Sekolah Menengah Atas (SMA). Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) menjadi salah satu jalan dalam memperbaiki literasi dan numerasi di Indonesia.

Literasi di Indonesia dapat dikatakan rendah. Berdasarkan Programme for International Student Assessment (PISA) 2018, kompetensi membaca Indonesia menduduki peringkat 72 dari 77 negara. Kompetensi matematika Indonesia menduduki peringkat 72 dari 78 negara. Sedangkan kompetensi sains Indonesia menduduki peringkat 70 dari 78 negara.

Anak-anak bangsa Indonesia perlu diajarkan berliterasi sejak dini. Keadaan literasi yang tidak baik-baik saja memerlukan banyak peran dalam membalikkan keadaan. Gerakan literasi perlu digencarkan baik di sekolah maupun di rumah, baik  dibimbing guru maupun orang tua. Berbagai macam cara dapat dilakukan kapan saja untuk gerakan literasi itu.

Guru dan siswa perlu dipersiapkan secara matang. Pemerintah perlu menginvestasikan potensi guru di Indonesia. Potensi guru yang baik dapat meningkatkan skor literasi siswa. Diperlukan usaha yang besar untuk hasil yang maksimal. Pemerintah perlu meningkatkan investasi dalam pendidikan di Indonesia. Tidak hanya memerhatikan sekolah-sekolah yang ada di kota besar, namun memerhatikan juga sekolah-sekolah yang ada di desa.

Selain investasi yang perlu dilakukan pemerintah, siswa dan guru perlu mengusahakan hal selain melaksanakan program pemerintah. Hal tersebut perlu untuk mengejar literasi yang tertinggal. Guru menggencarkan gerakan literasi bersama siswa saat di sekolah dan bersama keluarga saat di rumah. Begitu pula dengan siswa, berliterasi bersama teman-teman dan guru di sekolah serta bersama keluarga di rumah. Lingkungan juga berperan dalam membentuk kebiasaan berliterasi. Semakin banyak yang terlibat dalam kegiatan tersebut maka semakin baik pula.

Meningkatkan literasi merupakan hal yang penting bagi kesiapan generasi bangsa. Literasi tidak hanya sekadar memahami dan mendapatkan informasi, namun dapat mengkritisi dan menerapkan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Generasi bangsa perlu menguasai tingkatan literasi dengan tepat. Memanfaatkan waktu dengan cerdas menjadi salah satu jalan keluar bagi para siswa untuk meningkatkan kemampuan literasi mereka.

Dalam meningkatkan literasi, memanfaatkan waktu dengan cerdas memanglah hal yang tidak mudah. Bukan hanya itu saja, namun banyak godaan lain yang timbul dan berakhir dengan bermalas-malasan. Memilih bacaan yang tepat menjadi salah satu usaha dalam meningkatkan kemampuan literasi. Jangan sampai bacaan tersebut tidak berbobot dan tidak merangsang daya pikir cerdas para generasi bangsa. Hal tersebut bukannya membuat tingkatan literasi lebih baik, namun merusak pikiran para generasi bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun