Mohon tunggu...
Nizwar Syafaat
Nizwar Syafaat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyoal Mubalig Rekomendasi Pemerintah

22 Mei 2018   14:22 Diperbarui: 22 Mei 2018   14:30 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polri Dalami Info Kegiatan ISIS di Sejumlah Masjid di Jakarta (kompas.com)

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin merekomendasikan Mubalig yang layak untuk menjadi penceramah di masyarakat. Adapun tida kriteria yang digunakan, yaitu: (1) kompetensi keilmuan agama Islam; (2) reputasi yang baik; dan (3) komitmen terhadap kebangsaan yang tinggi. Dari tiga kriteria tersebut, hanya satu kriteria yang obyektif yaitu kompetensi keilmuan agama Islam, sedangkan kriteria dua lainnya bersifat subyektif untuk kepentingan pemerintah. Banyak retensi dari berbagai pihak karena dianggap memecah belah Islam.

Mubalig ini menyampaiakan risalah agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad swt. Yang wajib dicari oleh manusia adalah Ilmu Agama atau ilmu hikmah bukan reziki. Allah menekankan bahwa setiap muslim wajib secara aktif mencari ilmu agama Islam yang dibawa oleh Muhammad swt.

Islam adalah agama yang Allah ridhoi. Allah pencipta langit dan bumi serta seisinya termasuk manusia. Allah sudah menetapkan perjalanan dunia sampai kiamat sesuai dengan taqdirnya. Dengan demikian Islam adalah agama yang bersifat universal berlaku untuk seluruh manusia sampai hari kimiat.

Ilmu Agama versus Ilmu Kontemporer

Ilmu agama beda dengan ilmu kontemporer. Ilmu agama itu ilmu hati, menyangkut keyakinanan akan keesaan Allah yang bersifat gaib, sedangkan ilmu kontemporer adalah ilmu logika, merupakan akumulasi pengetahuan yang diperoleh dari logika. Setiap pengetahuan yang tidak masuk logika maka ditolah untuk menjadi ilmu kontemporer. Dengan demikian, memahami ilmu agama lebih sulit dibanding ilmu kontemporer. 

Memahami ilmu agama pakai hati bukan pakai logika. Oleh karena yang menggenggam hati manusia adalah Allah, maka setiap muslim yang mencari ilmu agama Islam harus dekat dengan Allah. Setiap perolehan ilmu yang diterima dari gurunya atau Mubalig cepat dipraktekkan dan minta pertolongan Allah agar ditunjukkan kebenaran ilmu tersebut.

Mencari ilmu agama Islam itu maju berkelanjutan (long life education) dan dikuti interaksi dengan Allah yang setiap saat hadir di hati kita. Nanti Allah yang akan memberikan petunjuk kepada setiap muslim yang menuntut ilmu mana yang sesuai dengan risalah Islam dan mana yang tidak sesuai. 

Nanti pada akhirnya seorang muslim yang menuntut ilmu agama dari Mubalig misalnya, kalau diikuti dengan munajad dan kedekatan kepada Allah, insya Allah, Allah akan menunjukkan kebenarannya.

Rekomendasi Mubalig 

 Rekomendasi Mublig yang dilakukan oleh pemerintah membatasi proses dielektika dalam pendidikan non formal agama Islam. Nanti akan melahirkan generasi muslim Indonesia yang lemah imannya. 

Sebagai contoh, saya memutuskan perlunya tahlilan kematian atau tidak, berdasarkan pengetahuan hukum tentang itu dan keyakinan saya melalui petunjuk Allah, bukan semata-mata karena lingkungan saya NU. Apa yang saya putuskan tersebut memiliki nash (hukum) yang kuat. Insya Allah sehingga menambah tebal iman dan ketaqwaan. 

Contoh lainnya, seorang teman bertanya, kok sekarang Nizwar berjenggot? Temen lainnya bertanya dimana ikut pengajian?. Saya berjenggot karena menurut hukumnya wajib (walaupun ada pendapat lain yang menyatakan sunah) dan juga menurut keyakinan saya berdasarkan petunjuk Allah swt. Saya berjenggot bukan ikut pengajian dan saya tidak pernah ikut pengajian. Saya belajar dari berbagai sumber melalui proses dialektika memutuskan.

Untuk itu Mubalig tidak perlu di atur oleh pemerintah agar umat muslim di Indonesia mendapat berbagai sumber pengetahuan tentang Islam dan melalui proses dialektikan dan petunjuk dari Allah mereka memutuskan. Cara yang demikian akan melahirkan genrasi yang kuat keyakinannya dan ketaqwaanya.

Bagaimana dengan Ancaman Keutuhan NKRI

 Masa kecil dan remaja saya dalam lingkungan NU (Nahdatul Ulama). Saya selalu kontra dengan pengikut Muhammadiyah. Itu terjadi karena saya tidak mendapatkan sumber beragam tentang Islam. Akibatnya iman saya lemah membenci kelompok lain. Setelah saya dewasa, saya dapat kesempatan untuk belajar berbagar sumber ilmu agama. Melalui proses dialektika dan minta petunjuk kepada Alah, saya bisa memahami NU, Muhammadiyah, MUI dan lainnya dalam perspektif Islam. Jadi saya tidak bisa diobang ambing oleh penceramah versi manapun.

Kalau orang sudah memahami Islam yang sesungguhnya, maka taat kepada pemimpin atau negara dimana muslim berada merupakan perintah Allah. Bagi saya Pancasila adalah perjanjian saya sebagai WNI dengan NKRI. 

Dasar NKRI adalah Pancasila. Pancasila menurunkan Undang-Undang Dasar (UUD), kemudian menurunkan Undang-Undang (UU), selanjutnya menjadi peraturan-peraturan. UUD, UU dan seluruh peraturan yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia mengikat seluruh warganya untuk mentaatinya, tanpa terkecuali. Saya tunduk pada semua itu, bukan karena Pancasila karena perintah Allah yang kebetulan saya tinggal di Indonesia. Semua yang saya kerjakan berdasarkan perintah Allah. Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.

Bagi saya mentaati Pancasila adalah ibadah, Ibadah akan menciptakan amal. Ilmu adalah pemimpin amal. Tanpa ilmu, ibadah tidak ada amal. Oleh karena itu Pengetahuan Pancasila menjadi penting dalam perspektif Islam. Oleh karena itu, pemerintah tidak perlu kuatir tentang ceramah Mubalig, biarkan masyarakat mendapatkan varian sumber pengetahuan. Nanti pada akhirnya akan berdampak baik kepada pemahaman Pancasila dan keutuhan NKRI.

Mungkin negative list saja bagi penceramah yang sangat ekstrim dan tidak perlu diumumkan. Digunakan pemerintah untuk membabat kalau sudah mengganggu keutuhan NKRI. Pendidikan adalah proses dialektika termasuk pendididkan non formal.

Nizwar Syafaat, Ekonom dan Pengamat Kebijakan Publik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun