Mohon tunggu...
Khanif Fauzan
Khanif Fauzan Mohon Tunggu... Penulis - Pustakawan

Terima kasih telah berkunjung, semoga barakah manfaat! :) https://linktr.ee/fauzankhanief

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sebel deh Sama Berita Corona!

14 Juni 2020   07:47 Diperbarui: 14 Juni 2020   08:10 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HOAX Corona | sumber: via tribunnews

Kebanyakan informasi yang saya baca akhir-akhir ini, sebatas peristiwa sehari-hari yang terus di ulang-ulang. Bila kita tahu tentang corona, sebab dan akibatnya, lalu mendengar lagi dari media cetak, televisi, apalagi saat scroling media sosial, bukannya kita tambah informasi justru semakin bingung.

Pertama kali lockdown dicetuskan, saya mendengar tetangga kiri kanan panik saking takutnya kena corona. Cuci tangan, hidup bersih, itu bagus. Tapi lama kelamaan, yang masuk ke telinga saya justru hal-hal buruk yang ngebuat resah. Daerah sana, oh, ada yang kena! Daerah sini, kena juga!

Dalam status WA, makin santer orang-orang bicara corona. Daripada mematuhi anjuran menjaga diri, lebih banyak yang suka bicarain, 'wah, pemerintah gak becus hadapi corona!' 'ach, corona cuma mitos. Cuma teori konspirasi elit global!' atau, 'eh, tetangga kita kena corona! Kita usir ramai-ramai!' lucu juga, rame-rame?

Bahkan, meski masuk masjid dah cuci tangan and jamaah social distancing, sholat pun masih mikirin corona! Astaga. Apakah saya harus pergi jauh ke hutan, supaya bisa mengistirahatkan pikiran dan hati saya, barang sejenak saja?

Seperti yang di beritakan katacata.co.id, Kominfo Temukan 1.096 Hoaks Corona, 77 Kasus ditangani Pihak Kepolisian (bisa di cek). Kebanyakan berita corona itu kabar buruk, HOAX. Ibarat cache-nya komputer, lama-lama jadi sampah yang membebani pikiran dan hati.

Maka benarlah yang dikatakan Al-Habib Muhammad bin Abdullah Alaydrus dalam buku 'Rahasia Ilmu Para Wali' halaman 28, bahwa "Hendaknya manusia berhenti bicara ketika nafsunya masih menginginkan, atau sebelum telinga orang tak mau lagi mendengarkan. Hendaknya ia tidak mengucapkan sesuatu yang tidak bermanfaat, seperti menceritakan macam ini Al-Kalamul Mayyit (ucapan mati)."

"Hanya orang-orang lalai atau orang-orang yang berakal lemahlah yang menghabiskan waktunya untuk membicarakan peristiwa yang telah terjadi tanpa tujuan yang benar"

"Orang yang mengucapkan sesuatu, yang pada lahirnya baik, tapi muncul dari jiwa yang bergejolak dan buruk, maka ucapannya itu akan menggerakkan dan membangkitkan keburukan yang terdapat dalam jiwa orang lain"

Maka ketika menyebarkan berita corona, hendaknya kita check and re-check, manfaat nggak saya nyebarin? HOAX tidak? Gimana pengaruhnya terhadap orang lain? Sebab, kita paham dari kecil diajarin, semua akan dimintai pertanggung jawaban kelak di akhirat. Jangan ikut-ikutan menyebar informasi yang tidak bermanfaat.

Apalagi, semua aktifitas zaman now lewat-nya via ponsel. Mau nggak mau, kena informasi yang bersliweran kemana-mana. Seperti ranting yang di kumpulkan lalu kena api. Pertama memang biasa, lama-lama bisa stres juga. Informasi punya pengaruh besar lho.

Seperti tag-line ini. Pasti tahu. Luar biasa pengulangan informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun