Mohon tunggu...
Khanif Fauzan
Khanif Fauzan Mohon Tunggu... Penulis - Pustakawan

Terima kasih telah berkunjung, semoga barakah manfaat! :) https://linktr.ee/fauzankhanief

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Untuk Para Aktivis Rohis

24 Maret 2018   16:35 Diperbarui: 24 Maret 2018   17:20 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Khanif Fauzan*

Alkisah, suatu hari ada sekelompok pendaki yang berteduh dalam gua di sebuah gunung. Hujan badai diluar sangat ganas, membuat sebuah batu besar jatuh dari tebing lalu menutupi gua itu. Alhasil, mereka benar-benar terjebak di dalamnya. Ditengah kecemasan dan kebingungan, salah seorang diantara mereka berseru, "Hai lihat! Aku menemukan peta gua ini!" mereka pun bangkit semangatnya untuk mencari jalan keluar.

Berkali-kali mereka gagal menemukan jalan keluar, sepanjang jalan tak henti-hentinya berdebat tafsir peta yang mereka bawa. Tak ada cahaya, membuat peta tak terlihat jelas. Akhirnya, setelah beberapa jam mereka berhasil menemukan jalan keluar. Ketika mereka lihat lagi peta itu dibawah cahaya, ternyata itu adalah foto pendaki mereka yang luntur terkena air.

Kira-kira, apa hikmah yang bisa kita ambil dari cerita diatas?

Team(tim), dimulai ketika dua orang bertemu dan saling berbagi, saling mencukupi untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati. Ketika membangun kerja sama, perlu wadah untuk menampung aspirasi, pendapat dan pikiran para anggota untuk mencapai tujuan bersama. Saat itulah terbentuk sebuah organisasi.

Manusia adalah makhluk sosial sob, tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Rohis (Kerohanian Islam) sebagai organisasi punya fungsi mewadahi para pelajar yang ingin memperdalam agama Islam, sekaligus belajar berorganisasi. Rohis mengambil hati para pelajar, sebagai pelampiasan untuk mereka yang rindu akan kesucian jiwa dan ketenangan batin. Disinilah tempat untuk mereka saling berbagi, saling mengingatkan satu sama lain dalam kebaikan.

SMA tak hanya tempat belajar formal yang kesannya 'kaku banget', cuma belajar, lulus lalu kuliah atau kerja. Padahal masa-masa terindah saat SMA, seumur hidup takkan tergantikan. Selagi kita bisa belajar dan berdakwah, mengapa tidak?

Di rohis, kita tak hanya sekedar belajar ilmu agama secara mendalam. Sekedar belajar tanpa pengamalan sama aja sia-sia. Dari hasil belajar ilmu agama itulah, kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti bagaimana etika bergaul dengan teman, etika sopan santun terhadap guru, cara menghindari maksiat dan mengingatkan teman yang bermaksiat, dan masih banyak yang lainnya.

Soal berorganisasi, tentunya rohis menjadi yang terbaik. Teman-teman yang akan kita dapatkan di rohis adalah keluarga. Di rohis kita terbuka. Kita dapat sharing masalah pribadi tanpa harus di bully atas kelemahan kita. Apalagi teman yang kita dapat adalah teman yang sholeh dan sholehah. Suasana pro aktif yang terbangun di rohis, mengasah jiwa sosialisasi kita.

Rohis menyediakan pelatihan berbagai keterampilan untuk mengasah soft skill kita, yang gak kita pelajari di bangku sekolah. Dari pelatihan kepemimpinan, public speaking, keorganisasian, berpikir kreatif, dan lainnya. Beda antara orang yang belajar berorganisasi dengan yang tidak. Selepas lulus SMA, kita akan merasakan manfaatnya, terutama memasuki dunia kampus.

Bukankah kita akan menjadi umat yang paling utama, bila ikut andil dalam memperjuangkan dakwah Islam?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun