Kedukaan merupakan hal manusiawi yang normally ditanggapi dengan state emosi sedih, kecewa, bahkan bisa berlanjut pada kondisi depresi, karena ketidaksiapan individu dalam menanggapi peristiwa duka.Â
‘Kejujuran’ emosi yang dikeluarkan merupakan hal yang wajar saja. Kesedihan mendalam ini pasti dirasakan dalam diri individu karena adanya faktor kelekatan dengan yang telah berpulang.
Lima Tahapan Kedukaan (The Five Stage of Grief)Â Elizabeth Kubler Ross, bisa kita pahami, bahwa manusia butuh waktu, butuh proses dalam menghadapi fase kedukaan, fase sulit, fase ketidaknyamanan.Â
Tahap pertama dimulai dengan penyangkalan, lalu ada kemarahan, tawar-menawar, depresi, dan akhirnya baru muncul tahap menerima.
Peran positivity dengan proporsional akan membantu individu untuk tidak terlarut dalam situasi tidak nyaman yang ada, dengan kata lain dapat memberikan percepatan, harapan baik saat melalui proses tersebut.
Positivity dengan proporsi yang tepat dalam teknik dan waktu, akan memberikan efek yang membebaskan, memberi kemerdekaan pada individu yang sedang mengalami peristiwa yang menguras energi tersebut.
Kejujuran dalam mengikuti alur state emosi (emosi negatif) merupakan salah satu tahapan proses yang sehat dalam mendukung terciptanya kesehatan mental individu.
Validasi emosi yang tepat akan membantu mengembangkan kesadaran terhadap diri. Mengatakan bahwa memang kondisi perasaan sedang tidak baik-baik saja cukup penting, tetapi jangan sampai kondisi demikian mengendalikan kita sehingga lupa bangkit, lupa bahwa selalu ada harapan, yang justru akan memperparah kondisi keadaan kita.Â
Fungsi positivity yang tepat waktu dan takaran sangat penting.
Mari kita rangkum peran positivity dalam takaran waktu dan porsi yang tepat:
Antisipatif
Jujur dalam menanggapi sebuah sikon merupakan hal yang lumrah. Menanggapi dengan jujur berarti akan menambah kesadaran kita dalam menyikapi kondisi riil.Â
Takut pada ujian semesteran membawa sebuah kesadaran untuk belajar (hal ini menyatakan kelemahan kita). Sedih ketika anggota keluarga mengalami musibah akan memunculkan tindakan empati, dan ini merupakan sikap humanis yang memang harus muncul.