Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Pendidik - ... n i t a ...

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair Refleksi Sang "Rahasia"

9 Oktober 2020   16:30 Diperbarui: 9 Oktober 2020   16:28 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi puisi/sumber:unsplash.com (rene muller)

Maaf, kali ini aku berjarak sejenak,
Kali ini aku terpaksa menolak,
Suaramu terdengar lantang, serak, dan bergejolak,
telinga dan jiwaku tak tahan mendengarmu berteriak.

Aku pemujamu, aku pengagum rahasia mimbarmu,
Aku menyukaimu, aku bahkan hampir menyembahmu.
Namun saat ini,
buah pikir dan ikhtiarmu,
membuatku sendu.
Aksaramu,
membuatku malu.

Lupakah kau, pada laku santunmu?
Sadarkah kau, jiwa cendekiamu tak lagi mampu merunduk?
Pongahmu berdaulat penuh.
Hasrat melukai dan menelanjangi begitu mendewa!
Maaf aku tak sepakat…

Pandai yang berbudi,
Cendekia yang murni,
Keluhuran yang berdiri,
Jiwa yang menghargai,
Demikianlah seyogianya..

Di antara semua, Sang Pencipta tergelak.
"Sandiwara apa yang kau sedang perankan?"
Tak sadarkah, bahwa kita, aku dan kau, pun harusnya ditelanjangi.
Berlaksa aib dan dosa menunggu belas kasih dan ampunanNya,
Mengapa berlagak menjadi Sang Khalik?

Mari bersama, menunduk..
Merenung…
Tak seharusnya itu terjadi..
Setialah kepada keluhuran budi..
Karena itu alasan aku mencintamu..

Mari berjuang bersama untuk berbalik arah…

Salatiga, 09.10.2020 -di bawah redupnya Sang Surya-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun