Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Pendidik - ... n i t a ...

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pasutri, Ada Sebuah Inspirasi yang Menguatkan Bernama Kintsugi

4 September 2020   11:56 Diperbarui: 5 September 2020   05:23 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (Foto: Motoki Tonn on Unsplash)

Kasus perceraian mengalami peningkatan sepanjang tahun 2020.

Bukan berita yang sedap didengar, miris sekali mengetahui hal ini.

Berita dalam tayangan-tayangan media menginformasikan sejumlah kenaikan fenomena kasus perceraian. Laman Republika.co.id (27/08/2020), contohnya,  memberitakan beberapa bulan lalu, dalam satu bulan ada pendaftaran gugatan perceraian sebanyak 800 kasus di PA Soreang!

Senada dengan hal itu, laman Kompas.com (14/04/2020) juga memberitakan hal yang sama mengenai peningkatan fenomena kasus perceraian di China.

Ternyata bukan hanya area bisnis dalam perusahaan-perusahaan saja yang harus bertahan dalam badai sebagai akibat pandemi, terlebih lagi juga ada banyak rumah tangga-rumah tangga yang sedang mengalami keterpurukan  dan akhirnya diantaranya memutuskan untuk berpisah melalui sebuah sidang perceraian.

Sebuah tantangan yang besar dalam pandemi di tahun 2020 ini.

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat juga harus mengalami sebuah perjuangan.  Tekanan demi tekanan yang dihadapi dalam hal mental-psikologis, ekonomi dan tantangan-tantangan lainnya menjadi sebuah pemicu retaknya, pecahnya relasi pernikahan.

Kejenuhan dalam menghadapi masa-masa sekarang ini ditengarai juga sebagai sebuah hal yang memberikan motivasi perceraian yang terjadi dalam banyak rumah tangga.

Beberapa pemberitaan juga menginformasikan ada latar belakang KDRT(Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dalam pengajuan beberapa kasus perceraian. Buah pahit tekanan-tekanan tadi melahirkan baku hantam baik secara verbal maupun fisik dalam relasi pernikahan

Rumah tangga yang sempurna, saya yakini tidak ada dalam dunia ini! Hanya sebuah imajinasi tingkat dewa belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun