Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Pendidik - ... n i t a ...

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tebar Bingkisan Tambah Persaudaraan: Belajar dari Mas Uus

26 Mei 2020   22:00 Diperbarui: 26 Mei 2020   22:07 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bingkisan | sumber: dokpri diolah dengan incollage

Pemberian hadiah-hadiah (rewards) kepada pelanggan merupakan salah satu upaya atau strategi marketing untuk memelihara relasi yang baik kepada pelanggan atau konsumen. Mempertahankan loyalitas konsumen atau pelanggan, sampai wujud rasa terima kasih kepada pelanggan juga merupakan salah sekian tujuan pemberian reward atau hadiah tersebut.

Perusahaan-perusahaan besar kerap kali melakukannya. Meningkatkan omzet dan hal-hal lain yang akan mengembangkan perusahaan ditengarai merupakan tujuannya.

Jenis-jenis hadiahnya pun bermacam-macam. Pengalaman saya, mulai dari kalender, mug cantik, payung , satu set cangkir teh, sampai sejumlah uang (dari K-Rewards, hehe, terima kasih, K) pernah saya dapatkan. Rewards juga bisa berupa layanan-layanan kemudahan nan istimewa yang diberikan oleh  perusahaan terhadap konsumen setianya, seperti yang dilansir dalam Kompas.com (08/04/2019).

Satu minggu lalu, saya mendapatkan WA dari adik saya yang berdomisili di Semarang. Dia menceritakan bahwa, penjual sayur keliling langganan di komplek perumahannya, memberi bingkisan kepadanya, juga sejumlah ibu-ibu lain di wilayah perumahnnya. Dia mengatakan juga, bahwa ini bukan kali pertama sang penjual sayur keliling tersebut lakukan. Bingkisan tersebut adalah satu paket cangkir teh.

Lebaran di tahun lalu, tradisi memberi bingkisan kepada pelanggan di komplek perumahan adik saya sudah dilakukan oleh sang penjual sayur tersebut. Saya takjub, bukan hanya perusahaan–perusahaan besar saja yang melakukan apresiasi terhadap konsumennya. Untuk menjaga kesetiaan pelanggan, sang penjual sayur keliling di perumahan adik pun telah memberikannya.

Saya dapat informasi dari adik bahwa untuk klusternya saja, sekitar 10 ibu menjadi pelanggan setia sang penjual sayur keliling tersebut, belum lagi di kluster lain. Saya tanyakan, kurang lebih kisaran 20 orang ibu mendapat hadiah darinya. Bila 1 paket hadiah  seharga Rp. 40.000,-, maka dana yang digunakan adalah Rp. 800.000, -. Woow.. salute for him. God bless..

Sebuah simbiosis mutualisma. Ibu-ibu di perumahan bisa dengan mudah mendapatkan sayuran segar, beserta lauk-pauk untuk dihidangkan dalam menu kesayangan keluarga, setiap hari, tanpa harus ke pasar setiap saat. Lalu, dari sisi penjual sayur keliling, mendapatkan pelanggan, menaikkan omzet, dan yang lebih penting, jualannya bisa laris manis.

Memberikan hadiah kepada pelanggan, saya artikan lebih kepada mempererat tali silaturahmi, menambah saudara.

Saya ingat sekali, seorang kerabat mengatakan, memberikan sesuatu, tidak akan mengurangi apapun dari kita, melainkan menambah arti, misalnya, menambah persaudaraan, merekatkan silaturahmi, memperdalam persaudaraan, dan sebagainya.

Momen yang digunakan untuk memberikan hadiah loyalti tersebut adalah momen Lebaran. Momen yang istimewa, di mana berbagi keberkahan dari sang penjual sayur keliling kepada konsumen setia-nya. Satu langkah baik untuk berbagi kebahagiaan.

Merupakan satu teladan yang bisa saya contoh. Saya mendengar juga, pelanggan sayur Mas Uus (nama beliau) semakin bertambah dari waktu ke waktu. Satu lagi bukti, dengan memberi, semua akan ditambahkan.

Mas Uus menjadi bagian dari keluarga perumahan adik, ketika istri beliau sakit. Para pelanggan setia, langsung menjenguk tanpa dikomando... 😍

Berbagi akan menambah saudara, nilai yang saya petik dari kisah rewards yang diberikan Mas Uus kepada pelanggan sayurnya.

Sukses selalu Mas Uus……

Referensi:
kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun