Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Pendidik - ... n i t a ...

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Taman Tingkir Nasibmu Kini di Antara PSBB dan Sabtu Sunyi

11 April 2020   07:58 Diperbarui: 11 April 2020   08:01 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Tingkir Salatiga: Dok. Pribadi / Yunita Kristanti

Sabtu Sunyi merupakan salah satu hari dalam rangkaian peristiwa yang bermuara di Hari Paskah esok, di mana umat Kristiani akan peringati. Bersamaan dengan hal itu masih di pekan sama, beberapa daerah, terkhusus Ibukota Republik Indonesia, Jakarta, telah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), yang dilansir dalam laman Kompas.com (10/04). 

Pemerintah melakukan upaya, guna mencegah semakin meluasnya penyebaran Covid- 19. Dibatasinya ruang-ruang publik untuk dikunjungi dan melarang terjadinya kerumunan orang di tempat-tempat umum merupakan salah sekian aturan dari banyak skenario yang diterapkan dalam frame PSBB tersebut.

Kecamatan Tingkir di daerah kotamadya Salatiga, dimana saya bermukim, memiliki ikon kekinian nan apik, yang namanya Taman Tingkir. 

Sebuah taman yang merupakan salah satu fasilitas umum atau biasanya kita singkat dengan istilah fasum yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar Salatiga bahkan juga warga lain untuk melakukan banyak aktivitas sehat atau aktivitas bersama keluarga dengan cara yang fun. 

Mulai dari jogging "kaya yang sering saya lakukan", jalan sehat, melakukan olah raga tennis, terapi batu untuk mereka yang membutuhkan sedikit sensasi di bagian kaki, atau sekedar nongki-nongki ala abege, sampai arena bermain anak-anak bisa dilakukan di sini. 

Sebuah paket komplit juga dari sajian surga kulinernya yang berderet ikut menambah semarak taman ini. Ramainya lapak penjual pecel, soto, cilok, es dawet (penganan segar mirip es cendol), sampai telur lilit makanan kekinian yang ditusuk dengan lidi juga tersedia disini. 

Oh iya di sebelahnya itu ada Puskesmas Kecamatan Tingkir yang terkadang melakukan aktivitas Germasnya juga di sini. Intinya taman ini mampu menampung aktivitas warga Salatiga, apalagi saat akhir pekan tiba. Karena memang fasum ini dibangun oleh pemerintah dengan maksud memberikan sebuah ruang nyaman, menghibur, dan sehat(sebagian besar taman ditanami tumbuhan hijau yang segar nan cantik) untuk warganya.

Hari ini suasana Sabtu Sunyi terasa betul di Taman Tingkir, gaung PSBB dan masa hening bagi umat Kristiani seakan berpadu, senada, seirama. Tak ada ocehan, gelak -  tawa, riuh - rendah, langkah kaki, sapaan hangat bakul- bakul jajanan di sekelilingnya.

Track jogging Taman Tingkir yang biasa ramai kini sepi: Dok. Pribad/ Yunita Kristanti
Track jogging Taman Tingkir yang biasa ramai kini sepi: Dok. Pribad/ Yunita Kristanti
Gelombang patuh PSBB dan ikut melakukan ritual Sabtu Sunyi seakan juga mewarnai Taman Tingkir di sikon saat ini. Sepi tanpa kehadiran orang-orang yang biasa melakukan aktivitas disini.

Sebuah lapangan sepakbola terletak tak jauh dari taman ini, juga merupakan fasum yang  dibangun pemerintah. Lapangan ini sering digunakan oleh anak- anak muda di Salatiga, penggemar olahraga sejuta umat, sepakbola, yang bernasib sama, sepi, tak ada pengunjung satu pun.

Lapangan sepakbola Tingkir: Dok. Pribadi/ Yunita Kristanti
Lapangan sepakbola Tingkir: Dok. Pribadi/ Yunita Kristanti
Lapangan sepakbola Tingkir dilihat dari pinggiran jalan: Dok. Pribadi / Yunita Kristanti
Lapangan sepakbola Tingkir dilihat dari pinggiran jalan: Dok. Pribadi / Yunita Kristanti
Lapangan sepakbola ini serasa membisikkan situasi penjelajahan saya, "Warga Salatiga juga dukung pemerintah untuk stop penyebaran Covid- 19." Tak ada anak-anak muda yang tiap pagi maupun sore berteriak semangat mendukung tim kesebelasannya yang sedang berlaga. Tak ada tepuk tangan ceria saat sang kawan melakukan sebuah gol indah pencetak angka kemenangan. Sunyi sepi dalam keheningan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun