Pandemi Covid-19 telah membuat beberapa media menjadi naik daun, salah kencan online. Survei terbaru dari Virgin Media terhadap 1.000 orang di Inggris mendapati kenaikan kencan online hingga 36 persen selama pandemi Covid-19. Sebanyak enam dari 10 orang atau 60 persen mengaku menikmati kencan new normal ini. (sumber)
Sebenarnya tidak ada yang salah, jika kencan biasanya bertemu, mengobrol, ngopi atau melakukan perjajakan secara nyata, sejatinya kencan online juga melakukan hal yang sama. Hanya saja, apakah ini tepat? Sebaiknya teliti dulu, usaha sih usaha namun jika berakhir dengan mara bahaya?
Secara pribadi, saya menemukan beberapa laki-laki yang rajin mengirimkan foto dan menebar pesona melalui media sosial, barangkali ini yang membuat situs kencan online diminati. Belum lagi beberapa publik figure melakukan perjajakan melalui online lalu menikah, tentu ini jadi daya jual juga bagi masyarakat awam.
Secara positif memang ada beberapa orang yang menemukan pasangan melalui kencan online lalu hidup bersama hingga puny anak, namun itu hanya berapa persen saja.
Hati-hati marabahaya yang mengintai pada yang lengah. Kencan online yang bablas adalah baru kenal lantas bertemu ternyata salah seorang punya niat tidak baik. Banyak hal yang terjadi, bisa jadi penipuan, kekerasan, pelecehan atau hal lainnya. Maka, tidak salah sih ikut kencan online tapi selalu waspadai bahayanya. Berdoalah pada Tuhan agar dia menjaga kita semua dan hati-hati.
Selain itu, memantau bahayanya predator di dating semisal kasus-kasus yang kaburkan perlu untuk diketahui dan dibaca agar tidak mengalami hal yang sama akibat kencan online. Tetap waspada saat indonesia sedang tidak baik-baik saja.
