Pernah makan donat paha ayam? Tepung disangga lidi dengan taburan messes berbentuk paha ayam, yummi. Itu pendapatku tentang donat, terserah kau mau mendefinisikan bagaimana.
Aku dan donat adalah sahabat karib sejak jaman TK. Aku rela hanya dibelikan donat mau yang bulat atau bentuk paha ayam dan tidak dibelikan makanan apapun lagi.
Setiap melihat donat, aku pasti kepikiran mau beli. Dua hari lalu, temenku Andi posting tentang Donat Paha Ayam dilapisi meses di stories WA miliknya, aku mengajak mamak berkeliling Blangpidie membeli donat paha ayam padahal sudah jam 21.00 wib hahaha.
Aku dan donat bukan teman akrab tapi aku dan donat teman untuk berbagi rasa hambar dengan coklat merata. Seringnya ya, jika beli donat pasti tidak hanya rasa tepung plus meses melimpah.
Di kotaku, aku menemukan toko kue untuk membeli donat paha ayam, aku senang sekali. Tadi sore, seberes takziah mamak membawa pulang donat paha ayam, ya ampun aku senang sekali, tidak terkira. Sebab, aku dan donat paha ayam adalah kenangan tentang mamak yang ingat bahwa aku suka donat paha ayam. Sebab, donat dan aku adalah kenangan masa kecil yang menyenangkan. Sebab, aku dan donat adalah cerita tentang bagaimana aku dan mamak terpisah jarak.
Tahun 2017, saat aku berkunjung ke rumah kak Fatimah, Umi (Ibunya kak Fat) memberiku donat sekotak, donat kentang yang lezat berbagai macam varian rasa tapi tetap pilihanku jatuh pada donat coklat bertabur meses yang biasa kumakan di kampungku yang jarang terlihat di peta.
Bagiku, donat adalah kenangan. Pada setiap bentuk dan gigitan, donat adalah sesuatu, donat adalah tentang ibu.