"Ana, kau tau aku sudah menikah. Tuhan menghukumku sebagaimana Andry. Suamiku, aku sungguh mencintainya. Aku dan andry juga punya alasan tersendiri yang tidak bisa kami ceritakan pada kau kenapa kami tidak menikah. Namun Ana, kau adalah perempuan terbaik untuk Andry.Â
Aku percaya kau bisa merawatnya dengan baik, ketika Andry bercerita tentang kau saat taaruf, menceritakan persiapan pernikahan kalian bahkan sehari sebelum kalian menikah, ia meneleponku, aku yakin kau perempuan baik"
Ana merasa pusing, ia aneh dengan dua manusia di depannya. Apakah mereka adalah aktor ulung dengan sandiwara tingkat dewa? Entahlah, tiba-tiba ia merasa rumit sekali hidup yang ditempuhnya.
"bisakah, kalian menyelesaikan perasaan yang kalian miliki terlebih dahulu? Tanpa ada kata reoni? Sebab kalian berdua sudah menikah dan punya pasangan masing-masing, bisa jadi itulah cara Tuhan mencintai kalian" ujar Ana, memberanikan diri.
Andry dan Nia tampak kaget, Sorot mata mereka sepakat "benar, kita harus menyelesaikannya, tanpa reoni lagi"