Mohon tunggu...
Niswatus Solikhah
Niswatus Solikhah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Content Creator

Vlogger dan Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunitas Pelajar Tanpa Pacaran, Perbaiki Moral Pelajar Surabaya

8 Juli 2018   08:00 Diperbarui: 8 Juli 2018   08:41 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa muda merupakan masa yang sangat indah. Karena pada masa muda ini individu mencari jati dirinya. Masa muda juga penuh keingin tau-an atau anak zaman now menyebutnya dengan istilah  kepo. Tak jarang rasa keingin tau-an yang berlebih dan tidak terarah membuat masa muda terjerumus ke pergaulan bebas.

Selain itu, globalisasi juga menyebar dengan cepat. Sehingga perlu adanya filtrasi terhadap globalisasi agar dampak negatifnya bisa di minimalisir. Di tengah era globalisasi ini, di kota Surabaya berdiri Komunitas Pelajar Tanpa Pacaran. Komunitas tersebut, telah berdiri sejak 11 Desember 2016. Visi utama komunitas tersebut adalah untuk mencegah para pelajar dari budaya pacaran serta membantu mengedukasi para pelajar agar fokus untuk meng`gapai cita-cita, mengabdi kepada agama, nusa dan bangsa. Sehingga dengan adanya Komunitas Pelajar Tanpa Pacaran mampu memperbaiki moral pelajar yang mulai rusak.

Hasil survei Komnas Perempuan pada 2008 menyebutkan,sebanyak 63% gadis remaja SMP sudah tidak memiliki keperawanan lagi. Remaja yang jumlahnya 30% dari 245 juta penduduk Indonesia paling rawan terkena imbas salah pergaulan, berupa seks bebas, bahaya HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkoba.

Kemudian, di tahun 2012 menunjukkan 48 orang dari 1.000 remaja putri usia 15-19 sudah melahirkan. Sekitar 2 juta dari 7,3 perempuan Indonesia berusia dibawah 15 tahun sudah menikah dan putus sekolah. Jumlah itu diperkirakan naik menjadi 3 juta orang pada tahun 2030. Banyak dari remaja berusia kurang dari 21 tahun memilih untuk menikah dengan berbagai alasan, salah satunya adalah terjerumus dalam pacaran.

Strategi Dakwah yang dilakukan komunitas tersebut mampu menyesuaikan dengan budaya anak muda. Sehingga strategi dakwah nya tidak kaku melainkan luwes agar mampu di terima masyarakat. Dakwah kekinian dengan mengemas trend anak muda dengan lebih islami mampu menarik minat para pelajar dan anak muda khususnya di kota Surabaya. Sehingga muncul lah istilah gaul tapi islami, keren tapi taat. Bahkan tal hanya para pelajar, para mahasiswa pun juga banyak yang tertarik dengan menjadikan Komunitas Pelajar Tanpa Pacaran sebagai bahan penelitian Skripsi dan Tesis.

Beberapa program unggulan Komunitas Pelajar Tanpa Pacaran seperti hal nya, pemanfaatan sosial media, program Kajian Pelajar Kekinian (KPK) yang diadakan rutin setiap bulan. Selain itu ada juga Roadshow ke sekolah atau komunitas pelajar untuk mensosialisasikan kepada pelajar tentang bahaya pacaran, kopdar sesama anggota, serta dakwah on the street untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang dampak negatif dari pacaran.

dokpri
dokpri
Tak hanya itu, komunitas ini juga akan membuat buku sebagai sarana untuk berdakwah dan edukasi. Komunitas Pelajar Tanpa Pacaran juga terus memperbanyak jaringan dan memperkuat program Kewirausahaan agar mampu menunjang dan mempermudah berbagai kegiatan Komunitas Pelajar Tanpa Pacaran.

Muchammad Alfian sekaligus penggagas gerakan Pelajar Tanpa Pacaran mengatakan,  gerakan ini merupakan salah satu program utama yang dicanangkan Komunitas Da'i Berkemajuan sebagai bagian dari follow up Pelatihan Da'i Pelajar Muhammadiyah (PDPM) yang diselenggarakan PD IPM Kota Surabaya bulan Mei 2016 lalu."Gerakan PTP ini merupakan gebrakan dari Da'i Berkemajuan untuk mengatasi degradasi moral pelajar di Kota Surabaya".

dokpri
dokpri
Ia menyatakan gerakan PTP ini sangat membantu untuk dapat menjaga moral pemuda-pemudi. Untuk itu, gerakan ini juga harus bisa berkolaborasi dengan organisasi pelajar lain di Kota Surabaya."Entry pointnya yaitu agar gerakan ini bisa masuk ke sekolah-sekolah, bahkan bisa menjadi modul atau materi yang bermanfaat bagi pelajar Kota Surabaya".

Ia berharap, agar gerakan PTP tidak hanya sebatas dan berhenti di deklarasi saja. Akan tetapi harus tetap istiqomah. "Gerakan ini dapat menginspirasi para pelajar tidak hanya di Surabaya, tetapi juga para pelajar se-Indonesia," pungkasnya.

dokpri
dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun