Mohon tunggu...
Nissaull Khusna
Nissaull Khusna Mohon Tunggu... Freelancer - DREAMER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

dreamer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bayi dan Balita pun Memiliki IQ

4 April 2019   15:14 Diperbarui: 4 April 2019   15:50 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tes IQ bisa dan telah digunakan kepada bayi. Sally yang ibunya mengalami proses kelahiran yang cukup sulit. Apakah Sally akan mengalami gangguan karena untuk selama beberapa saat otaknya tidak mendapatkan pasokan Oksigen yang cukup? Bagaimana kita bisa mengetahui hal itu, jika Sally berperilaku seperti anak-anak lain yang seusianya, saat diberikan tes standar untuk perkembangan bayi, barulah kita merasa yakin bahwa dia mungkin akan baik-baik saja. Jadi tes kecerdasan bayi ini menjadi sebuah alat untuk menguji untuk melihat apakah seorang anak tumbuh dengan normal. Jika Sally ternyata mengalami gangguan akibat proses kelahirannya, akan sangat bermanfaat jika kita mengetahui hal tersebut, agar dia bisa mendapatkan pertolongan yang cukup bahkan sebelum dia masuk sekolah. Namun, bagaimana kita memuji anak yang sangat masih kecil?

Sally  bisa diberi Bayley Scale of Infant Development (nama berdasarkan Nancy Bayley yang menciptakan tes ini). Tes ini dikembangkan untuk anak-anak berusia antara 1 bulan sampai 3,5 tahun tetapi Kebanyakan digunakan untuk balita. Tes ini meliputi berbagai soal seperti seberapa cepat bayi atau balita menolehkan kepala menuju suara yang baru ia dengar, menangkap sebuah benda, membangun sebuah menara dengan balok balok, atau mengenali gambar. Nilai ujian tersebut diberi nama DQ atau Development Quotient. Tidak mengejutkan kalau nilai anak di kemudian hari terlihat berbeda dengan nilai DQ nya karena Bailey menilai berbagai hal yang berbeda dengan tes IQ. DQ anak tidak bisa meramalkan Apakah dia akan menjadi lulusan terbaik di kelasnya di Harvard. Sebaliknya DQ lebih mengutamakan pengidentifikasian anak-anak yang memerlukan pertolongan khusus.Ada sebuah teks lainnya untuk bayi dan balita yang mungkin lebih berhubungan dengan nilai IQ standar. Tes ini melihat seberapa cepat bayi dapat memproses atau mengingat berbagai informasi. 

Proses yang semakin cepat berarti IQ yang lebih tinggi. Mengapa bisa begitu? karena pemikiran yang cepat meliputi berbagai proses kognitif dasar, seperti perhatian, ingatan, dan tanggapan terhadap suatu hal baru yang menggaris bawahi kecerdasan dalam segala usia.Bagaimana kita bisa menilai bayi menyerap dan menghadapi sebuah informasi? Profesor Joseph Pagan dari Case Western Reserve University of Clevelan, dari Ohio, menciptakan sebuah tes unik yang menilai Seberapa lama bayi akan menatap sebuah gambar atau wajah sebelum memalingkan wajahnya. 

Berikutnya, dia menyajikan gambar dua wajah kepada sang anak, pertama adalah wajah sudah pernah di lihat sang anak sebelumnya dan kedua adalah wajah yang sama sekali baru. Dia kemudian mengamati Apakah sang anak akan mengamati wajah baru lebih lama dari wajah lama?Lama sebenarnya memandang wajah yang pertama menjadi ukuran dari kecepatan proses mental. Karena semakin cepat dia memandang wajah menunjukkan bahwa sang anak mampu mengingat gambar itu dengan cepat. Interpretasi ini akan diperkuat jika sang anak lebih memilih untuk menatap wajah baru daripada wajah lama yang pernah dilihat sebelumnya. Hal ini mengidentifikasikan bahwa sang anak memilih sesuatu yang baru karena dia memang telah ingat atau pernah melihat wajah lama itu sebelumnya.

Saat bayi di uji dengan cara ini maka nilainya akan mirip dengan nilai akhir mereka beberapa tahun kemudian. Walaupun penggunaan nilai seperti itu untuk menghitung "nilai IQ bayi" sedikit kontroversial perlu dicatat bahwa semua bayi yang anda miliki akan mendapatkan nilai jelek  dalam tes seperti ini memang terbukti mendapatkan nilai yang jelek. Sebagai contoh, bayi yang akan menunjukkan perkembangan mental yang terbelakang akan memperoleh hasil tes yang buruk misalnya bayi yang ibunya terlalu banyak mengonsumsi alkohol saat hamil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun