Mohon tunggu...
Nissaull Khusna
Nissaull Khusna Mohon Tunggu... Freelancer - DREAMER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

dreamer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Mudah Marah? Temperamental kah?

13 September 2018   23:21 Diperbarui: 13 September 2018   23:37 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

temperamen anak memang didapatkan dari garis keturunan orang tuanya ataupun kakek neneknya.  akan tetapi lingkungan juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan temperamen anak. Jika seorang anak memiliki garis keturunan temperamen tertentu dengan lingkungan yang berbeda mungkin hasilnya tidak akan sesuai dengan garis keturunannya. Temperamen menurut Meiske Y Suparman .Psi  merupakan sifat bawaan dari kedua orang tua ataupun kakek neneknya akan tetapi ketika seorang anak memiliki kecenderungan temperamen tertentu yang tidak diharapkan merupakan tugas orang Tua mengarahkan dengan bantuan lingkungan untuk mengarahkan  anak memiliki temperamen yang menyenangkan. akan tetapi Meiske juga mengingatkan bahwa tidak ada temperamen yang benar-benar ideal yang ada adalah apabila  memiliki kecenderungan masing-masing dengan porsi yang sesuai dan tepat. Lalu apakah temperamen berpengaruh pada emosi anak?  ketahui sebelumnya Emosi  merupakan reaksi dari rangsangan oleh diri kita maupun lingkungan luar. Sesuai hubungannya dengan emosi, tempramen mendeskripsikan perbedaan individual mengenai cepat atau lambatnya kemunculan emosi, seberapa kuatnya, seberapa lamanya, dan seberapa cepat menghilangnya (Campos 2009).

temperamen dibagi menjadi 4 jenis pertama yaitu:  

1. Sanguine

"his Sanguine spirit turns every firefly into a star" - Arthur Conan Doyle

tipe ini adalah seseorang yang ceria menonjol gampang bergaul dengan banyak orang, mudah akrab dengan orang baru dan di kelompok bermain biasanya seorang anak Sanguinis akan memiliki banyak teman  mereka memang memiliki kepribadian yang menyenangkan akan tetapi kekurangan dari Tipe ini adalah kelak dia tidak bisa diajak serius atau terlalu banyak bermain maka disinilah tugas orang tua untuk mengerem  kebiasaan anak.

2. Melankolis

" I like it when cities are melancholic. When it started snowing for example, I felt very lonely. I felt very comfortable and very relaxed. When that's happens,I write. So I've been writing, not a lot but I'm inspired everyday." -Benjamin Clementine

tipe yang kedua ini adalah seseorang yang cenderung pendiam introvert atau bahkan terlihat seperti seseorang yang Murung dan sedih terus menerus. dan biasanya mereka tidak terlalu menyukai tempat yang ramai. anak seperti ini biasanya sulit berkomunikasi dengan orang atau bahkan tidak dekat sosial emosional nya dengan orang tuanya.  jika menemui anak seperti ini sebaiknya sikap orang tua adalah Jangan sampai kita melukai hatinya atau membuatnya bersedih perlakukan anak dengan halus. jika anak membuat kesalahan tetap berfokuslah pada kesalahannya jangan langsung membentaknya atau bahkan memukulnya yang dapat melukai hatinya. karena mereka memiliki perasaan yang sangat halus dan mudah Rapuh. dan orang tua juga harus sering-sering mengajak anak untuk bertemu dengan teman sebaya nya agar dia terbiasa.

3. Choleric

"Everybody kind of perceives me as bw angry. It's not anger, It's motivation" - Roger Clemens

tipe ini pada umumnya terlihat lebih menonjol dari anak-anak lain karena dia terlihat energik,  gesit dan tidak bisa diam.  mereka akan sangat berusaha keras untuk mencapai apa yang ia inginkan.  bahkan untuk mencapai keinginannya mereka bisa menyakiti dirinya sendiri atau menyakiti orang lain. mereka cenderung tidak akan mempedulikan perasaan orang lain. tugas orang tua di sini adalah menanamkan nilai Empati  anak sejak dini sehingga mereka bisa menghargai orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun