Mohon tunggu...
Annissa Rizky Harmony
Annissa Rizky Harmony Mohon Tunggu... Guru - Educator

Educator and Learner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menggaungkan Kembali Lagu Dolanan Tradisional Melalui Kegiatan di Sekolah

5 Desember 2021   15:17 Diperbarui: 7 Desember 2021   08:07 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cublak-cublak suweng, Suwenge ting gelenter, Mambu ketundung gudhel, Pak Empong lerak-lerek, Sopo ngguyu ndelekakhe. Sir-sir pong dele kopong, Sir-sir pong dele kopong"

Apakah Anda masih ingat lagu tersebut sambil memainkan mainan tradisional? Atau masih ingat lagu dibawah ini?

Permainan Ular Naga (Foto: permainan-tradisional.com)
Permainan Ular Naga (Foto: permainan-tradisional.com)

"Ular naga panjangnya bukan kepalang, Menjalar-jalar selalu kian kemari Umpan yang lezat, itu yang dicari Kini dianya yang terbelakang"

Mungkin Anda yang lahir sampai tahun 1995 masih ingat betul kedua lagu dolanan ini sekaligus gerakan permainannya.

Lalu apakah Anda masih mendengar lagu dolanan ini dinyanyikan oleh anak-anak kecil yang bermain disekitar tempat tinggal Anda? Mungkin sebagian besar menjawab: sudah tidak pernah terdengar lagi lagu dolanan ini disekolah maupun ditempat tinggal.

Mengapa demikian?

Lagu tradisi, khususnya lagu dolanan sekarang sudah hampir punah karena hampir dilupakan. Lagu dolanan merupakan salah satu bagian dari lagu tradisi Nusantara yang merupakan warisan budaya bangsa. Pelestarian lagu dolanan pada era 4.0 mulai memudar seiring munculnya lagu-lagu baru biasanya lagu-lagu popular barat.

Hal itu terlihat jelas ketika anak-anak bermain dilapangan atau sekedar berkumpul, maka lagu-lagu yang keluar dari lisan mereka adalah lagu-lagu yang sekarang sedang popular, sembari memainkan games pada gadgetnya mereka berdendang lagu-lagu pop terkini. 

Sungguh disayangkan masa kanak-kanan mereka dihabiskan dalam permainan digital yang perlahan tanpa disadari akan membangun benteng individualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun