Mohon tunggu...
Anissa
Anissa Mohon Tunggu... Buruh - Just like that

Sederhana dan Cukup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

1000 KM

6 Desember 2022   06:45 Diperbarui: 6 Desember 2022   07:10 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku pusing banget. Emang, aku tau apa yang harusnya aku lakukan untuk saat ini." Alena duduk di tepi kasur sambil meremas guling yang tentu saja tak ada salah padanya. Reno yang bersandar di samping pintu kamar Alena, akhirnya memutuskan untuk duduk di hadapan Alena menggunakan kursi kayu tanpa sandaran yang tadinya diletakkan tepat di bawah meja rias Alena.

"Terus, lo maunya gimana?" Reno menahan tangan Alena agar tidak meremas guling lagi.

"Kamu tau sendiri kan No, aku ga bisa lakuin apa yang harusnya aku lakuin itu tanpa adanya support system." Pandangan Alena, ia larikan kemana pun selain ke bawah dan melihat Reno yang begitu perhatian pada Alena. Gadis itu tidak mau Reno melihat air yang menggenang di pelupuk matanya, lalu pikir Alena nantinya Reno akan mengejeknya cengeng dan merendahkan harga dirinya.

"Iya, gua ada di sini selalu buat lo. Bahkan dengan senang hati gua akan bantuin lo. Tapi kenapa si, lo itu selalu nolak?" Alena menarik tangannya dari genggaman Reno, ia melempar guling yang tadinya berada di pangkuannya, lalu langsung berdiri dan berjalan ke arah jendela. Ia sepenuhnya memunggungi Reno dan memilih untuk melihat pemandangan di malam hari dari lantai dua kamar apartemennya itu.

"Come on, Alena. Lo hari ini kok sentimentil banget si."

Alena mengusap air matanya yang menurutnya tanpa sepengetahuan Reno, padahal Reno melihatnya dari pantulan kaca jendela.

"Okey, Reno Adi Pratama," Alena menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan. "Sekarang aku udah tenang dan kamu bisa pulang sekarang."

"Seriously, cuma gitu doang? 1000 km loh Al." Alena meringis sambil mengangguk.

"Thank you." Reno menggelengkan kepala dan keluar dari kamar Alena.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun