Mohon tunggu...
Nisrina Nur
Nisrina Nur Mohon Tunggu... Lainnya - Bersekolah

Halo!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Remaja dan Globalisasi

23 Agustus 2020   21:11 Diperbarui: 23 Agustus 2020   21:30 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Umumnya proses peralihan ini dimulai saat manusia telah berumur belasan tahun. Pada masa ini, manusia tidak memiliki tempat yang jelas.

Mereka tidak dapat disebut sebagai orang dewasa dan tidak dapat juga disebut sebagai anak-anak. Hal inilah yang menyebabkan remaja mempertanyakan siapa dirinya sehingga mereka harus mencari jati dirinya. Masa remaja, dianggap sebagai masa labil dimana mereka berusaha untuk mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar tanpa ada pemikiran yang lebih lanjut (Hurlock, 2004:233).

Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi remaja dalam mencari jati dirinya. Salah satunya adalah pengaruh globalisasi. Globalisasi sangat erat kaitannya dengan istilah life style atau gaya hidup seseorang.

Gaya hidup yang ditonjolkan pada saat ini lebih mencerminkan dengan gaya hidup bangsa asing daripada gaya hidup asli bangsa Indonesia. Hal ini merupakan salah satu dampak dari globalisasi yang akhirnya membuat perbedaan antara gaya hidup remaja masa dulu dan sekarang.

Remaja masa kini selalu saja dikaitkan dengan zaman dan teknologi. Sebagian besar dari mereka juga sekarang lebih memilih untuk mengikuti trend mode di masa kini yang lebih cenderung ke barat-baratan.

Banyak hal yang menjadi penyebab budaya Barat lebih popular dibandingkan  dengan budaya kita sendiri yaitu budaya Timur. Penyebab paling utamanya adalah karena nilai-nilai budaya ketimuran sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan. Hal ini pun menimbulkan pendapat bahwa budaya timur bersifat mengekang dan terlalu banyak aturan. Selain itu, budaya barat juga dinilai lebih bersifat instan dan pragmatis.

Tidak dapat dipungkiri bahwa gaya hidup anak remaja masa kini sangat berbeda dengan gaya hidup anak remaja masa dulu. Contohnya saja pada perubahan gaya pakaian dan gaya rambut. Jika diingat-ingat kembali, pada masa dahulu beberapa orang beranggapan buruk terhadap remaja yang mengecat rambut dan berpakaian minim.

Namun di era globalisasi ini, hal tersebut sudah merupakan hal yang sewajarnya. Di lingkungan sekolah masa dahulu, siswa siswi bersekolah juga mengenakan pakaian yang longgar dan kerudung yang menutup aurat. Sedangkan sekarang, rok span dan celana pensil serta trand mengenakan kerudung jipon sudah banyak kita temui.

Selain dalam hal rambut dan berpakaian, aspek percintaan dan jam malam remaja sekarang dan dahulu pun turut berbeda. Sifat malu -- malu dalam hal berpacaran sangat identik dengan para remaja jaman dahulu. Mereka bahkan hanya menggunakan sebatas surat untuk berkabar yang entah berapa lama waktunya harus menunggu surat itu tiba.

Namun sekarang, sudah dapat kita lihat dan buktikan bahwa beberapa remaja sekarang sudah tidak malu lagi dalam hal berpacaran dan bahkan tidak malu lagi untuk melakukannya secara terang terangan.

Para remaja terutama perempuan sekarang juga lebih dibebaskan dalam hal pulang malam, yang padahal di jaman dahulu anak perempuan maupun laki laki lebih dominan untuk diberikan aturan pulang dibawah jam 9 malam oleh para orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun