Mohon tunggu...
Annisa Salsabila
Annisa Salsabila Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa dan Freelancer

Raga akan hilang, tetapi tulisan akan abadi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

SPP Memang Digratiskan, tetapi Masih Ada Biaya Lain yang Membebani

2 Desember 2019   01:12 Diperbarui: 2 Desember 2019   08:59 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah rata-rata sudah memberikan uang khusus untuk anak yang kurang mampu dengan melampirkan surat keterangan tidak mampu. 

Meski, sebenarnya cara ini kurang efektif jika tidak adanya pemeriksaan lebih lanjut. Sebab, sang anak yang seharusnya tidak memiliki hak juga bisa mendapatkan dana tersebut yang diperuntukan untuk anak yang ekonomi lemah.

Hal ini juga berlaku untuk anak yang bersekolah di swasta. Saya pernah mengetahui bahwa mereka mendapatkan dana tersebut juga jika melampirkan berkas-berkas yang memang harus dikumpulkan. Lalu mendapatkan juga sejumlah uang 500 ribu hingga 1 juta rupiah.

Kata orang tersebut, dia tidak tahu menahu kapan dana itu seharusnya keluar apakah untuk per bulan atau per semester. 

Yang diketahui bahwa ia mendapatkannya di bangku akhir yaitu pas kelas 12 SMA. Mereka mendapatkan info bahwa pemerintah seharusnya memberikan dana 1 juta. Namun yang diberikan hanya 500 ribu. 

Hal ini cukup mengherankan karena ketidaksesuaian dana yang didapat ini. Entah untuk apa juga tidak tahu, menurut sumber yang penulis samarkan.

Sekolah tempat teman saya juga menekankan biaya yang cukup tinggi. Dan jika ada yang belum membayar tidak akan diberikan kesempatan untuk mengikuti ulangan yang nantinya berimbas pada nilai rapor.

Belum lagi jika sekolah mengharuskan membeli buku yang harganya semakin hari kian mahal. Bahkan, harus membeli buku semua mata pelajaran. Dan yang terakhir adanya biaya study tour, yang kadang tidak masuk di akal. 

Biasanya setiap sekolah mengadakan study tour ke luar kota dan adanya tugas yang diberikan sesuai dengan tempat yang dikunjungi. Namun bagaimana jika yang tidak memiliki biaya? 

Mereka diharuskan untuk study tour sendiri di museum-museum kota yang dikunjungi, misalnya. Biasanya juga uang yang mesti dibayar jika dikalkulasikan tidak sesuai dengan biaya seharusnya dan lebih mahal. Ini diisukan untuk patungan uang guru yang ikut study tour. 

Dengan hal ini saya hanya berharap tiap sekolah adanya transparansi dana yang seharusnya dibayarkan secara detail. Agar kita dapat mengetahui ke mana uang tersebut pergi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun