Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tiga Cara Mengatasi Diare yang Aman Saat Bepergian

26 Agustus 2018   10:10 Diperbarui: 27 Agustus 2018   10:44 3700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diare bisa menyerang setiap orang, termasuk saat sedang bepergian (www.walmart.ca)

 Bagi yang hobi jalan-jalan, pastinya wisata kuliner jangan (sampai) dilewatkan.  Kuliner lokal yang ditemui di tempat wisata itu jelas tak setiap hari bisa dijumpai.  Tapi, jika setelah menikmati wisata kuliner, lalu tubuh terserang diare, bagaimana cara mengatasi diare itu ya?

Diare saat bepergian di jalan itu sulit dihindari.  Tubuh yang lelah, cuaca yang tak ramah, serta cita rasa menu lokal yang asing saat dikunyah membuat daya tahan (imunitas) seseorang musafir atau pelancong melemah.  Bakteri dan virus penyebab diare pun akan mudah merambah.

Lalu, bagaimana caranya mengidentifikasi diri kita telah terkena diare? Menurut definisi dari Kemenkes RI (2011) yaitu, "diare adalah suatu kondisi buang air besar (BAB) seseorang yang lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja, dengan frekuensi lebih dari 3x (tiga kali) sehari."

Pastikan obat herbal selalu menemani perjalanan Anda sebagai cara mengatasi diare (Dokpri)
Pastikan obat herbal selalu menemani perjalanan Anda sebagai cara mengatasi diare (Dokpri)
Saat kita sedang di rumah dan bisa tiduran sekalipun, menderita diare itu (lumayan) melelahkan.  Bolak-balik ke kamar mandi jelas menghabiskan tenaga.  Diisi makanan apapun, ujung-ujungnya keluar juga.  Tapi, kalau sampai perut kosong, bisa tambah semakin lemas.

 Terbayang kan repotnya terkena diare saat bepergian? Kondisi toilet umum yang kurang bersih membuat kita maju mundur (minus 'cantik') ketika akan memakainya. Tambah repot saat perjalanan masih harus diteruskan sampai tujuan.  Pengalaman itu pernah saya alami langsung.

Satu waktu, saya menghadiri seminar ekonomi dari pagi hingga sore di Jakarta. Padahal, sehari sebelumnya, jadwal mengajar saya di Bogor baru berakhir di malam hari. Di lokasi, konsentrasi saya terbagi antara melawan kantuk (plus lapar) dengan mendengarkan isi seminar.

Bakteri penyebab diare, E.coli/warna merah, menempel di saluran pencernaan dan mengeluarkan racun yang membuat perut melilit (www.sepsis.org)
Bakteri penyebab diare, E.coli/warna merah, menempel di saluran pencernaan dan mengeluarkan racun yang membuat perut melilit (www.sepsis.org)
Tak heran, saat makan siang tiba, dengan semangat 45, saya langsung lahap menyantap barisan menu yang lezat dan nikmat. Entah itu makanan pedas ataupun bersantan, dingin maupun hangat, semuanya saya sikat.  Maklum, lapar mata karena paginya hanya sarapan roti.

Seusai seminar, saya kembali ke Bogor dengan Commuter Line. Jam pulang kantor membuat kereta penuh sehingga saya harus berdiri.  Sekitar 30 menit di KRL, keringat dingin mulai bermunculan.  Bukan itu saja.  Perut saya pun mulai melilit-lilit tak karuan.  Wah, gawat nih!

Saya pun berencana untuk ke toilet di stasiun akhir di Bogor saja.  Namun, rencana tinggal rencana.  Di satu stasiun, keringat dingin semakin membanjiri wajah.  Sakit di perut pun semakin bertambah.  Jadilah saya turun dulu dari KRL dan secepat kilat menuju toilet terdekat di stasiun.

Selain mengatasi flu, Tolak Angin SidoMuncul juga bisa mengobati diare (Dokpri)
Selain mengatasi flu, Tolak Angin SidoMuncul juga bisa mengobati diare (Dokpri)
Ternyata, setiba di Bogor, saya harus menyambangi toilet stasiun lagi.  Sebelum naik angkot, saya membeli sebotol air mineral lagi agar tidak kekurangan cairan.  Dugaan saya tepat, diare telah menyerang, duh! Sampai di rumah, toilet menjadi tempat pertama yang saya tuju.

Kenangan pahit itu membuat saya (jauh) lebih berhati-hati saat bepergian.  Selain air mineral, minyak aromaterapi dan obat juga selalu mengisi tas saya.  Untuk obat herbal yang praktis dan teruji khasiatnya sejak 1951, Tolak Angin Sido Muncul adalah pilihan utama saya.

Selain untuk masuk angin selama di jalan, berdasarkan pengalaman saya, Tolak Angin juga ternyata berkhasiat untuk mengatasi diare lho. Selain mengonsumsi Tolak Angin sesuai dosis anjuran, berikut ini 3 (tiga) cara mengatasi diare yang aman untuk dipraktekkan saat bepergian.

Tolak Angin SidoMuncul plus Madu berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh yang mengurangi resiko terserang diare (Dokpri)
Tolak Angin SidoMuncul plus Madu berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh yang mengurangi resiko terserang diare (Dokpri)
1. Ganti Menu Padat yang Enak menjadi Makanan Lunak

Diare yang menyerang saat di jalan seringnya berasal dari kasus keracunan makanan (food poisoning) akibat kontaminasi bakteri dan virus ke bahan pangan. Saat masuk ke dalam perut bersama makanan (termasuk minuman), bakteri dan virus pun menempel ke saluran pencernaan.

Bahan pangan yang tinggi kandungan protein hewani seperti halnya ayam, daging, ikan (seafood), susu memang lebih tinggi kandungan gizinya.  Namun, jika kurang higienis mengolahnya, bakteri akan lebih mudah untuk berkembang, bahkan setelah dimasak sekalipun.

Maka itulah, kini saat bepergian, saya pun memilih 'cari aman' dengan memakan sayur dan buah segar yang tinggi serat serta olahannya.  Untuk sementara, pola makan saya mirip menu anak kecil yang ususnya belum sempurna untuk menyerap makanan (berat) ala orang dewasa.

Kalau pun harus mengonsumsi makanan padat yang kaya lemak dan protein, saya memilih menu yang baru dimasak ketika akan disajikan langsung.  Kesegaran masakan olahan dalam suhu ruangan itu maksimal bertahan 3-4 jam.  Setelah itu, proses pembusukan makanan dimulai.

Untuk anak, Tolak Angin SidoMuncul tersedia dalam dua varian yang ringan dan menyembuhkan (Dokpri)
Untuk anak, Tolak Angin SidoMuncul tersedia dalam dua varian yang ringan dan menyembuhkan (Dokpri)
2. Perbanyak Minum Air Putih untuk Mengatasi Perut Perih           

Penderita diare beresiko tinggi mengalami kekurangan cairan (dehidrasi) karena berulangkali mengeluarkan cairan tubuh saat BAB.  Mau diisi lagi perutnya pun jadi tak selera sebab selama mengalami diare, perut akan kram dan kejang sehingga tak nyaman untuk makan.      

Bakteri Escherichia coli (E. coli) merupakan 'biang kerok' diare.  Sekalipun namanya 'indah', E. coli jenis Enterotoxigenic (ETEC) adalah penyebab utama diare.  Racun (toksik) yang dikeluarkan ETEC -- ke dalam saluran pencernaan - inilah yang membuat perut melilit tak karuan.

Air putih jelas menjadi penolong utama saat diare.  Ketika sehat, seseorang (idealnya) meminum 2 liter air per hari.  Nah, saat diare, konsumsi air putih itu bisa ditingkatkan hingga 2x lipatnya.  Air putih tersebut dapat membantu untuk menetralisir kerja racun bakteri E. coli.

Akan tetapi, konsumsi air putih tentu saja tidak cukup. Diare yang menyerang selama bepergian memerlukan solusi yang praktis, mudah didapat, dan bisa dikonsumsi untuk seluruh anggota keluarga.  Lebih baik lagi jika obat tersebut berbentuk cairan sehingga mudah ditelan.

Perjalanan dan makan bersama keluarga semakin menyenangkan karena ada varian lengkap Tolak Angin SidoMuncul untuk seluruh anggota keluarga jika terserang diare (Dokpri)
Perjalanan dan makan bersama keluarga semakin menyenangkan karena ada varian lengkap Tolak Angin SidoMuncul untuk seluruh anggota keluarga jika terserang diare (Dokpri)
3. Minum Pereda Diare yang Tersedia untuk Seisi Keluarga

Bepergian (jauh) tidak selalu dilakukan seorang diri.  Umumnya, malah bepergian antar kota dinikmati bersama keluarga, misalnya saat mudik Lebaran dan liburan sekolah.  Patut diingat, diare lebih gampang menjangkiti seseorang yang berimunitas rendah, terutama usia anak-anak.

Untuk mengantisipasi diare saat mudik Juni lalu, maka paman dan bibi saya juga menyiapkan Tolak Angin Anak untuk para sepupu yang masih berusia SD.  Bagi penderita diabetes (untuk para kakek-nenek), Tolak Angin Bebas Gula menjadi pilihan utama yang aman.

Caryophylli folium (daun cengkeh) 10% dalam Tolak Angin terbukti berkhasiat untuk mengatasi gangguan pencernaan, tak terkecuali diare.  Oryza sativa (beras) 20% pada Tolak Angin juga berfungsi untuk menyerap zat-zat beracun, termasuk bakteri jahat penyebab diare.

Selain itu, ada Honey (madu) dan Royal Jelly 0,1 gram pada Tolak Angin dewasa serta anak untuk meningkatkan imunitas dan stamina tubuh.  Saat tetap fit selama bepergian, resiko terkena diare pun akan berkurang.  Pastinya kondisi itulah yang diharapkan dalam perjalanan.

Penderita diabetes tetap bisa mengonsumsi Tolak Angin SidoMuncul Bebas Gula yang mengandung beras untuk menyerap zat-zat beracun, tak terkecuali zat penyebab diare (Dokpri)
Penderita diabetes tetap bisa mengonsumsi Tolak Angin SidoMuncul Bebas Gula yang mengandung beras untuk menyerap zat-zat beracun, tak terkecuali zat penyebab diare (Dokpri)
Tolak Angin dapat diminum langsung dari kemasannya dengan dikocok dahulu atau dicampur air putih secukupnya.  Anak-anak biasanya lebih suka minum Tolak Angin ditambah (sedikit) air putih. 

 Sebelum minum Tolak Angin, sebagai salah satu cara mengatasi diare di jalan, perhatikan pula aturan minumnya yaitu 3-4 sachet per hari untuk sakit perut/diare.  Jadi, selalu pastikan Tolak Angin ada di tas agar diare tak membuat jalan-jalan Anda jadi bete. Let's enjoy the trip!

Selalu bawa Tolak Angin SidoMuncul untuk bekal perjalanan Anda sebagai cara mengatasi diare yang kapan saja dapat menyerang (Dokpri)
Selalu bawa Tolak Angin SidoMuncul untuk bekal perjalanan Anda sebagai cara mengatasi diare yang kapan saja dapat menyerang (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun