Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Harmoni Ide Oke dengan Aksi Humanisme dalam FFPI 2016

26 Januari 2017   10:55 Diperbarui: 26 Januari 2017   11:14 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah 'benci tapi rindu' antara seorang ayah dan putranya dalam film 'Omah' (Dokpri)
Kisah 'benci tapi rindu' antara seorang ayah dan putranya dalam film 'Omah' (Dokpri)
Dan para pemenang FFPI 2016 adalah…..

         Tahun 2015 lalu, saya juga berkesempatan menyaksikan malam final FFPI 2015 yang bertemakan “Indonesiaku, Kebanggaanku.”  Menurut saya, setelah dua kali menghadiri malam final FFPI dari Kompas TV, film pendek yang diproduksi pelajar (junior) dan mahasiswa (senior) sama-sama mampu menyajikan kombinasi ide dan tampilan visual yang memikat, meyakinkan, serta memukau para penontonnya.  Andaikan tidak diberitahukan sebelumnya, para penonton pasti akan kesulitan untuk menentukan dengan tepat, manakah film yang diproduksi pelajar dan manakah film hasil mahasiswa.

Film 'Different' menjadi satu-satunya film animasi dalam final FFPI 2016 (Dokpri)
Film 'Different' menjadi satu-satunya film animasi dalam final FFPI 2016 (Dokpri)
          Sedikit perbedaannya – di luar unsur tema lomba – yaitu adanya sebuah film animasi berjudul “Different” pada FFPI 2016.  Di tahun 2015 lalu, tidak ada film animasi yang menjadi finalis FFPI 2015.  Menurut Makbul Mubarak, selaku salah seorang dewan juri, kriteria penentuan kesepuluh finalis FFPI 2016 ini adalah “bagaimana sebuah film pendek dapat menafsirkan humanisme secara original dan rasanya menjadi manusia yang sesungguhnya serta menawarkan perspektif segar tentang humanisme atau kemanusiaan”. Bagi saya pribadi, siapa sangka, konflik sosial-politik pada tahun 1965 di Indonesia dapat diramu menjadi sebuah tema humanisme tentang cinta yang mengharu-biru.

          Sama seperti FFPI 2015, FFPI 2016 ini juga tidak sebatas penilaian secara teknis pembuatan film.  Tak heran, selain satu finalis berupa film animasi, ada pula tiga film dokumenter pendek yaitu“Kihung (Jalan Menikung)” , “Merengguk Asa di Teluk Jakarta”, dan “Mata Hati Djoyokardi”.  Dewan juri lainnya, Ifa Isfansyah menambahkan, “penilaian film tidak hanya secara teknisnya.  Tapi, lebih ke gagasan film yaitu film tematik tentang humanisme yang saling mengisi dengan unsur teknis film.”  Sebab itu pula, film di FFPI 2016 tidak dikotak-kotakkan menjadi film fiksi, animasi, ataupun dokumenter. Inilah keenam finalis juara FFPI 2016:

Ifa Isfansyah selaku salah seorang dewan juri menyampaikan kriteria penilaian FFPI 2016 (Dokpri)
Ifa Isfansyah selaku salah seorang dewan juri menyampaikan kriteria penilaian FFPI 2016 (Dokpri)
Kategori Mahasiswa

Juara 1 : I Love Me (IKJ)

Juara 2 : Different (Binus)

Juara 3 : Merengguk Asa di Teluk Jakarta (UNJ)

Kategori Pelajar

Juara 1 : Izinkan Saya Menikahinya (SMA Rembang Purbalingga)

Juara 2 : Mata Hati Djoyokardi (SMA Khadijah Surabaya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun