Mohon tunggu...
Khairun Nisa
Khairun Nisa Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Housewife

Seorang tenaga pengajar dan juga Ibu Rumah Tangga yang menulis di tengah - tengah kesibukannya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Penerapan "Sustainable Development Goals" di Indonesia

9 Oktober 2017   10:45 Diperbarui: 10 Oktober 2017   04:39 15730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Website Official OJK

                 

                 Sustainable Development Goals (SDGs) telah menjadi agenda internasional yang disusun oleh Perserikatan Bangsa -- Bangsa (PBB) yang melibatkan 194 negara, civil society, dan pelaku -- pelaku ekonomi secara global. Adapun  tujuan  dan target yang ingin dicapai adalah terkait tiga hal, yakni lingkungan, sosial dan ekonomi. Motivasi pembangunan disandarkan pada tuntunan pembangunan di masa depan yang memprioritaskan fungsi lingkungan yang sedang berjalan.

            Jika dahulu kuantitas penawaran dan permintaan hanya dibatasi oleh interaksi produsen dan konsumen dimana hal tersebut acapkali mengabaikan fungsi dari  lingkungan, kini mulai mengubah haluannya. Mau tidak mau pola seperti ini mulai berkurang dan mulai bergerak ke arah interaksi produsen -- konsumen yang memperhatikan fungsi keberlanjutan dari lingkungan sebagai dampak dari aktivitas yang dilakukan.

            Ide yang kini jamak mulai diterapkan di dunia tidak muncul begitu saja. Pada awalnya, ide ini muncul dari penyebaran virus Minamata   di Jepang. Banyak petani dan nelayan yang tiba - tiba terjangkit penyakit Minamata yang penyebabnya tidak diketahui. Setahun kemudian baru diketahui penyakit ini disebabkan oleh polusi air sungai yang berasal dari limbah pabrik sekitar.

            Dunia terkejut dengan suatu penyakit yang sebelumnya belum pernah ditemukan di Dunia, dan pada tahun 1972 para pemimpin dunia berkumpul di Stockholm untuk mendiskusikan kasus tersebut. Pada pertemuan ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa pembangunan tidak bisa, hanya bergantung pada perekonomian namun juga menjaga keberlanjutan lingkungan tempat manusia melakukan aktivitas ekonomi.

            Dari sisi Ekonomi yang perlu digarisbawahi adalah kemiskinan. Kemiskinan terjadi diberbagai belahan dunia. Per Maret 2017 jumlah penduduk Miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta orang atau 10,64 persen dari jumlah total penduduk (Badan Pusat Statistik). Negara yang memiliki peradaban tinggi idealnya jauh dari kemiskinan. Kesejahteraan masyarakat seharusnya menjadi tujuan di atas pertumbuhan ekonomi. Apakah pertumbuhan ekonomi buruk? Pertumbuhan ekonomi hanya fokus terhadap meningkatnya produk perkapita dalam jangka panjang dan tidak memperhatikan tingkat pemerataan pendapatan.

            Sementara penerapan SDGs dalam jangka panjang akan berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Pasar bebas dan kemajuan teknologi kini ibarat dua mata pisau yang memilki dua efek yang bertolak belakang sekaligus. Pasar bebas menjadikan semua pihak dapat bersaing di pasar bebas, namun sebagian besar masyarakat yang minim informasi dan tidak memiliki modal menjadi termarjinalkan.

            Pemerintah harus dapat hadir dan menjalankan perannya dalam perubahan dinamika pasar. Sejatinya peran pemerintah harus hadir dalam bentuk proteksi untuk melindungi beragam potensi ekonomi lokal dan nasional. Penerapan SDGs di Indonesia bagaimanapun harus dilakukan oleh pemerintah dan bermitra dengan berbagai komunitas bisnis maupun pemberdayaan dan lingkungan di masyarakat. 

Masyarakat harus teredukasi lewat program - program sosial bahwa penjagaan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Jika masyarakat telah teredukasi mulai dari komponen  terkecil, yakni keluarga maka tujuan pembangunan yang berkelanjutan untuk generasi masa depan di Indonesia, dalam jangka panjang konsep ini akan menjadi kesadaran jamak yang berpotensi membangun motivasi masyarakat untuk mengaktualisasikan diri agar dapat bangkit dari kemiskinan.

Diterbitkan di Harian Realitas Kamis, 5 Oktober 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun