Mohon tunggu...
Nisa Fatiha
Nisa Fatiha Mohon Tunggu... Penulis - Hakuna Matana

Hidup Mulia, Mati Syahid.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sumpahnya Muda-mudi di Tahun 2020

28 Oktober 2020   14:27 Diperbarui: 28 Oktober 2020   19:10 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Selamat bersumpah, untuk aku, kamu, dan kita yang mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia. Tetapi justru ikut serta melakukan pertumpahan darah di tanah air sendiri

Selamat bersumpah, untuk aku, kamu dan kita yang mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Tetapi justru aktif melakukan perpecahan dengan bersikap tidak adil pada mereka yang dianggap tidak good looking, melakukan body shaming, mem-bully yang bersalah, menertawakan perbedaan warna kulit, ras, suku. Hingga meragukan rasa cinta tanah air para KPopers, pecandu games hingga para pecinta VVibu.


Selamat hari bersumpah, untuk aku, kamu dan kita yang katanya sudah “satu”. Tetapi justru merasa lebih disatukan berkat video-video pemersatu bangsa yang merajalela di sosial media.


Selamat hari bersumpah, untuk aku, kamu dan kita semua yang mengaku menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Tapi nyatanya tidak bisa menulis preposisi  “di-“ dengan baik dan benar serta masih keliru dalam menggunakan tanda baca. 

Jika tidak percaya coba lihat kembali pesan-pesan lamamu, apakah kamu masih menulis dengan ejaan “hai sayang, kamu dimana…? mau kemana???” saat menghubungi kekasihmu melalui WA? 

Jika iya, maka aku, kamu dan kita adalah salah satu tersangkanya.


Katanya menjunjung bahasa persatuan, tapi kok masih menganggap penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah yang sesuai dengan EYD? padahal sudah lama diganti dengan EBI. 

Katanya bahasa Indonesia itu gampang, tapi bahkan sesepele membuat caption untuk foto yang kamu unggah di sosial media pun, kamu enggan berfikir. 

Sampai-sampai lebih memilih mencuri kutipan orang lain tanpa menyertakan sumber atau nama penulis aslinya, dan mirisnya, kamu bangga atas hal tersebut sebab banyak jempol dan like yang kamu terima.


Prilaku tidak terpuji terkait poin pertama dan kedua naskah sumpah pemuda, harusnya lebih mudah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, bukan? 

Itupun jika tiap individu memiliki kesadaran masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun