Mohon tunggu...
Nisa Aprilia
Nisa Aprilia Mohon Tunggu... Penulis - Hamba Allah

Mahasiswi UIN Antasari Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kerusakan Laut oleh Manusia dalam Perspektif Al-Qur'an : Sebuah Kajian Dampak Sampah Plastik dan Pemanasan Global Terhadap Kehidupan Laut

23 Mei 2019   12:12 Diperbarui: 23 Mei 2019   12:35 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Al Quran dalam berbicara mengenai alam tentu saja tidak terlepas dari sains. Sehingga kepercayaan kepada kebenaran ayat-ayat al Quran yang membahas topik-topik sains tidak hanya akan memperkuat keimanan tetapi juga akan memberikan kepadanya kepercayaan untuk mengikuti ayat-ayat al Quran yang berisi perintah-perintah. Al Quran dan sains, yang secara langsung atau tidak langsung, bersumber dari Allah, seharusnya tidak boleh tidak bersesuaian mengenai topik-topik yang dibahas oleh keduanya. Tidak ada kesesuaian hanya bisa diartikan bahwa kondisi pengetahuan dan pemahaman kita yang ada sekarang ini tidak cukup untuk menjangkau aspek-aspek tertentu dari al Quran dan alam semesta ini, dan pengetahuan di masa depan barangkali akan menjelaskan kontroversi itu.

Mungkin sekali Allah mewahyukan fatwa-fatwa dan hukum-hukum tertentu mengenai alam melalui al Quran dan ajaran-ajaran Rasul pula memberikan kepada manusia anugerah yang tidak ternilai, yaitu pengetahuan, sehingga dia sendiri, generasi demi generasi, dapat menemukan fakta-fakta dan hukum-hukum ini melalui usahanya sendiri dengan mencari pengetahuan ilmiah, mengemukakan bukti atas kebenaran al Quran dan dengannya bisa mengembangkan keimanan akan adanya Allah dan mematuhi perintahnya.

Beberapa topik yang banyak diperbincangkan saat ini adalah kerusakan laut. Faktor yang mempengaruhi kerusakan maupun bencana alam yang terjadi di lautan pada umumnya dibagi pada dua hal, yaitu faktor alami dan tidak alami yang tidak lain bersumber dari perbuatan manusia sendiri. Dari sekian banyak kerusakan-kerusakan yang terjadi, dalam pembahasan makalah ini, untuk mengingat ketebatasan forum dan luasnya informasi maka akan di batasi pada permasalahan kerusakan laut oleh perbuatan manusia. 

Kemudian diperkecil lagi pada pembahasan dampak sampah plastik dan pemanasan global terhadap laut. Karena memang kedua hal inilah yang telah menjadi persoalan serius di seluruh penjuru dunia termasuk di dalamnya adalah Banjarmasin, si Kota Seribu Sungai. Oleh sebab itulah, telah banyak pengetahuan yang diupayakan oleh manusia melalui penelitian, observasi, dan upaya-upaya eksperimentalnya sendiri untuk membenahi kehidupan. Namun dampak yang dirasakan umat manusia membuat berbagai perspektif bermunculan dan menjadikannya hal yang perlu untuk dikaji bersama. Baik bedasarkan temuan sains maupun al Quran.

Pembahasannya berpatokan pada tema utama yaitu kerusakan laut oleh manusia dengan sumber penafsiran dari Q.S. ar Rum ayat 41 yang mengkabarkan kerusakkan alam akibat ulah manusia, Q.S al Ahqaf ayat 3 yang mengkabarkan ciptaan memiliki batas waktunya sendiri, dan hadits Rasulullah saw. mengenai ciri kerusakkan akhir zaman.

Setelah mengetahui berbagai informasi mengenai kerusakan  yang disebabkan oleh manusia, terutama masalah sampah plastik dan pemanasan global yang memberi dampak buruk terhadapan lautan maupun kehidupan manusia. Maka perlu dicermati bahwa hal ini telah dikabarkan oleh al Quran ratusan tahun sebelumnya. Tetang pengrusakan manusia dalam Q.S. ar Rum ayat 41 :

Artinya:                                                    

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Ayat di atas menyebut darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasad itu. Ini dapat berarti daratan dan lautan menjadi arena kerusakan, misalnya dengan terjadinya pembunuhan dan perampokan di kedua tempat itu dan dapat juga berarti bahwa darat dan laut sendiri telah mengalami kerusakan, ketidakseimbangan, serta kekurangan manfaat. Laut telah tercemar sehingga ikan mati dan hasil laut tercemar. Daratan semakin panas sehingga terjadi kemarau panjang. Alhasil, keseimbangan lingkungan menjadi kacau. Inilah yang mengantar sementara ulama kontemporer memahami ayat ini sebagai isyarat tentang kerusakan lingkungan. Bahwa ayat di atas tidak menyebut udara, boleh jadi karena yang ditekankan di sini adalah apa yang tampak saja, sebagaimana makna kata zhahara yang telah disinggung di atas apalagi, ketika turunnya ayat ini, pengetahuan manusia belum menjangkau angkasa, lebih-lebih tentang polusi.

Kemudian Surah Al-Ahqaf ayat 3,

Artinya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun