Mohon tunggu...
ECN
ECN Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Refleksi Filantropi

20 Maret 2017   12:42 Diperbarui: 20 Maret 2017   12:58 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                Pagi itu Gwyneth membaca susunan paragraph yang dituliskan oleh kekasihnya. Namun, setelah membaca tulisan tersebut, ia memikirkan apa yang telah dibacanya dan sedikit merasakan sebuah kesedihan dalam hatinya. Kisah yang tertoreh didalamnya, bagaikan hal yang sedang dialaminya dengan sang kekasih. Hal itu sangat dirasakan oleh Gwyneth dalam hubungannya saat ini, dan sesungguhnya ia sedang menahan rasa sakitnya.

                Cerita yang ditulis oleh George kekasihnya ialah kisah cinta mereka dengan menggunakan banyak perumpamaan dan penyamaran yang sangat bodoh. Tentu, Gwyneth melihat hal itu dengan sangat mudah dan jelas. Bagaimana tidak, George menuliskan “Apakah ada yang lebih berguna dari mantan seorang kakak ipar?”. Tak bisa dipungkiri bahwa Gwyneth dulu adalah seseorang yang pernah menemani hidup Andre, kakak George. Namun, dulu Gwyneth adalah seseorang yang bodoh akan cinta. Bodoh? Ya, bodoh. Andre itu orang yang sangat brengsek. Ia mempermainkan Gwyneth sesuka hatinya, bagaikan sebuah popi dalam hidupnya. Namun, Gwyneth masih bertahan dan pada akhirnya Andre mengkhianati gadis bodoh tersebut tepat di hadapannya.

                Jalan bersama gadis lain di depan Gwyneth dengan maksud untuk menyakiti hatinya.  Menurutmu apa itu namanya? Tak pantas disebut manusia. Julukan hewan saja tidak pantas untuk ia dapatkan. Kemarahan yang dirasakan Gwyneth bercampur dengan kekecewaan yang sangat hebat. Hatinya bagaikan diterpa oleh badai dan membawanya pada pergulatan batin yang sangat dahsyat. Hatinya sudah terikat dan terbelah oleh benang kecil tajam yang telah dibuatnya. Pada akhirnya, Gwyneth menyerah akan cintanya terhadap Andre.

               Seolah paham akan hal yang sedang terjadi, George mulai mendekati Gwyneth. Dalam ruang waktu yang cukup lama, akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih. Menunggunya putus dengan kakaknya sendiri adalah hal yang sangat menyakitikan. Hubungan antara dua orang yang ia sayangi. Bahagia ketika mereka memutuskan sebuah relasi atau justru sedih akan hal tersebut? Ia tak bisa memungkiri kalau sebenarnya ia menginginkan hal itu dan bahagia akan apa yang terjadi.  Seolah ia tak mengenal pemain dalam kisah cinta Gwyneth dan Andre.  

               Awalnya, ketika mereka mulai menjadi sepasang kekasih, Gwyneth hanya ingin menjadikan George sebagai tempat berlabuh untuk sementara waktu. Ya, kau boleh mengatakan bahwa Gwyneth sekarang adalah gadis yang sama brengseknya dengan Andre. Namun, karena adanya waktu yang berjalan selaras dengan isi hati, akhirnya Gwyneth pun kembali membuat ikatan baru dalam hatinya. Sekarang ia telah terjerat dalam ikatan tersebut dan ia tak mau George hilang dalam hidupnya seperti Andre yang telah lenyap di dalam balutan magma di bawah rat ini.  

               Lama mereka melewati hari-harinya bersama, menceritakan kehidupan dan pengalamannya. Hubungan mereka terlihat bahagia, tidak pernah ada pertengkaran yang besar. Hanya saja ada beberapa pertengkaran kecil yang terkadang juga hanya sebuah guyonan. Hidup mereka diwarnai oleh kebahagiaan. Ada satu masalah yang sebenarnya bisa meretakkan hubungan mereka, namun hal itu dapat mereka hadapi bersama. Teman-teman mereka banyak merasa iri karena hubungan mereka benar - benar harmonis, ditambah lagi George adalah orang yang sangat pandai, tampan, humoris, romantis dan tentunya idaman para gadis.

                Sampai pada suatu hari Gwyneth bertanya pada sang kekasih,

 “ Mengapa kau memilihku untuk menjadi kekasihmu? Banyak diluar sana gadis yang sebenarnya berada jauh diatasku. Jaqueline. Mengapa kau tak memilihnya saja? Ia adalah sahabatmu, juga sahabatku. Ia cantik, pandai, satu RAS denganmu, satu agama, dan baik. Ia juga jauh lebih peka daripada aku.”

George pun hanya menjawab, “Aku tidak tahu, ini berjalan begitu saja.  Aku merasa nyaman denganmu dan kau berbeda buatku”.

                Namun, hari ini, pertanyaan Gwyneth seakan terjawab dengan jawaban semu tanpa logika, dan tepat untuk menjadi sebuah jawaban yang sesungguhnya. Satu kalimat yang tertulis pada karangan George “Mengapa aku tak memilih Felicia yang jauh lebih pandai daripada Celine?”. Sungguh hal itu secara otomatis diinterpretasikan oleh otak Gwyneth, bahwa Celine adalah dia dan Felicia adalah Jaqueline. Apa yang menjadi pertanyaannya juga menjadi pertanyaan untuk George. Entah mengapa, tiba-tiba George menuliskan hal seperti itu. Gwyneth paham, bahwa sebuah tulisan akan hadir karena pengaruh pikiran alam bawah sadar dan hal mendasar yang terletak pada hati penulis.

                Saat ini, Gwyneth pun hanya memikirkan akan hal tersebut. Apa yang harus ia lakukan? Apakah ini adalah titik jenuh George terhadapnya, sehingga ia harus bertahan dan mengendapkan hubungannya untuk sementara waktu? Atau Ia harus melepaskan George, karena sebenarnya ia tahu bahwa George telah salah memilih? Namun, pada satu sisi Ia tak mau kehilangan untuk yang kedua kalinya. Ia sudah terjebak dalam labirin rasa yang ada dalam hati dan emosinya. Inilah sebuah refleksi dari kisah filantropi yang sangat membingungkan.

Karya : Elisabeth Clara Candra Nirwana

Kelas : XC

Sampoerna Academy Boarding School   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun