Mohon tunggu...
Retno Wahyuningtyas
Retno Wahyuningtyas Mohon Tunggu... Human Resources - Phenomenologist

Sedang melakoni hidup di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Pentingnya Mak-mak Kritis Sejak dalam WhatsApp Group

9 September 2018   15:38 Diperbarui: 10 September 2018   09:53 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: CHRIS RATCLIFFE/BLOOMBERG/GETTY IMAGES

Berdasarkan pengalaman grup alumni teman-teman sekolah Ibu saya, tulisan ini akan menjelaskan bahwa selama ini stereotip dan kesalahpahaman telah banyak mempersalahkan perempuan dalam segala lini. Termasuk ketika menggunakan alat teknologi.

Berbeda dengan laki-laki paruh baya yang kerap kali erat dengan penyalahgunaan melalui media sosial. Sementara bagi perempuan, teknologi justru mendukung berbagai hal, termasuk menambah pendapatan karena orderan jadi lebih banyak berdatangan.

Media sosial dapat membantu ibu-ibu di grup alumni untuk semakin mempererat silaturahmi dengan teman-teman lama. Bertanya tentang kondisi keluarga, saling mendukung, saling mendoakan, dan tentu ada aktivitas-aktivitas positif yang lahir setelahnya.

Suatu kali, pernah ada salah seorang teman ibu yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Mereka demokrasi dalam menentukan sikap untuk ikut mendukung atau berbeda pandangan, semua teman tetap berupaya saling mendoakan dari jarak jauh, begitu kata ibu. Perbedaan politik tidak lantas memunculkan kebencian di antara mereka.

Media Sosial menjadi Ruang Belajar

Berkat media sosial, yang mengetahui produk kuliner ibu bukan hanya dari lingkungan tetangga ataupun pelanggan setianya, tetapi rezeki juga berdatangan dari teman-teman lama yang ikut mendukung usaha teman. Dalam pengamatan penulis, perempuan lebih luwes dan tau menempatkan diri saat menggunakan media sosial.

Hal ini berlaku meskipun, perempuan yang saya maksud adalah perempuan yang tidak memiliki pengetahuan khusus mengenai literasi digital dalam menggunakan media sosial. Nilai moral yang dipegang teguh oleh perempuan, juga digunakan saat mereka mengoperasikan media sosial.

Setelah ibu mempunyai Facebook, sumber pengetahuannya menjadi semakin bertambah, khususnya dalam hal menu masakan Indonesia. Dilengkapi dengan Youtube, Google, dan juga Facebook, ibu semakin suka bereksperimen menu baru yang bermanfaat untuk memperkuat usaha kulinernya.

Kolom status Facebook hanya digunakan untuk memposting kegiatan-kegiatan yang menurutnya menarik, selebihnya postinga berdasarkan yang ditandai oleh teman.

Postingan tentang dakwah juga cenderung didasarkan kepada para pendakwah yang penyampaiannya baik dan tentu membuat adem.

Isu agama yang belakangan sangat dekat dengan politik membuat kedua aspek ini menjadi bahan bakar utama dalam menyulut perpecahan melalui pesan berantai di media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun