Mohon tunggu...
Tori Minamiyama
Tori Minamiyama Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dari Negeri Sakura berusaha menghapus segala unsur kesedihan, bahaya dan kotor demi kehidupan yang lebih berarti. Suka bepergian kemana suka demi semburan nafas yang dahsyat dan sebuah semangat kehidupan...Menulis dan membagi pengalaman untuk bangsa!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masterpiece Untuk Bangsa

18 Oktober 2010   02:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:21 4292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebuah kata “masterpiece saya yakini sudah pernah kita dengar sepanjang hidup kita sampai detik ini. Masalahnya apakah kita mengerti benar arti sebenarnya dari kata tersebut? Dan seandainya mengerti artinya apakah dibalik arti itu ada pada diri kita atau akan ada di diri kita nantinya? Apakah sebenarnya masterpiece itu?

Masterpiece adalah sebuah kata bahasa Inggris yang berarti karya agung atau pencapaian besar. Karya agung siapa dan pencapaian besarnya siapa? Tentunya seorang manusia yang mencapainya selama atau sepanjang hidupnya, termasuk kita semua tentu saja.

Dalam tulisan ini, saya pertama-tama masih berusaha menyingung berita besar tentang penyelamatan 33 orang pekerja tambang di Chili yang mana telah terselamatkan setelah terperangkap selama 2 bulan di dalam tanah. Dalam kasus ini orang yang menjadi sorotan yaitu Presiden Chili Sebastian Pinera karena inisiatifnya yang luar biasa dalam mengerahkan semua daya yang dia punya dalam proses penyelamatan yang luar biasa itu. Semua mata dunia memandang beliau atas pencapaian besar tersebut. Saya berani mengatakan bahwa itulah sebuah masterpiece yang telah beliau capai dalam hidupnya akhir-akhir ini. Saya bisa katakan juga untuk menjadi presiden Chili pun beliau pastinya telah dan sedang ciptakan masterpiece dalam hidupnya. Dalam kontek ini sebenarnya banyak masterpiece yang manusia bisa ciptakan dalam hidupnya. Tidak hanya satu atau sekali saja!

Karena pencapaian besar atau masterpiece itu maka seluruh dunia semakin menghargai Presiden Sebastian Pinera dan seperti berita yang saya baca kemarin mengatakan kalau rakyat Chili semakin bangga menjadi Warga Negara Chili dan pimpinannya. “Saya bangga kepada Anda yang telah menunjukkan rasa persahabatan dengan menyelamatkan kami. Anda pemimpin yang baik dan hebat,” kata salah seorang korban bernama Urzua kepada Presiden Pinera.

Lain Chili lain Jepang, tetapi ada unsur kesamaan tentang kecintaan warga negara terhadap negaranya. Warga Jepang saya amati sangat mencintai negaranya dan bahkan bangga menjadi warga Jepang karena salah satunya kemungkinan besar adanya masterpiece-masterpiece yang dicapai oleh para pemimpinya untuk bisa dinikmati rakyatnya. Mungkin terlalu banyak untuk menyebutkannya sebagai contoh.

Apa yang terjadi dengan rakyat Indonesia jika melihat hal tersebut? Saya merasa prihatin sekali membaca berita tentang banyaknya rakyat Indonesia yang mengkritik para pemimpin negeri ini atas keterpurukan negara akhir-akhir ini. Ada sebuah komentar seorang Indonesia tentang berita bencana pekerja tambang di Chili yang yang mengatakan, “Hai, Pak Pinera (Presiden Chili) sudikah anda menjadi presiden kami barang satu bulan saja?”. Sangat menyedihkan mendengar ungkapan tersebut. Serba-salah posisi seorang presiden di negara tercinta kita ini. Bila "meniru" seperti presiden Chili, dibilang tebar pesona, bila tidak akan diprotes keras! Tetapi sebenarnya semua rakyat Indonesia menunggu banyak masterpiece yang dicapai para pemimpinya untuk kemajuan negara dan bukannya terus menerus membanggakan banyak masterpiece yang telah diciptakan leluhur bangsa ini misalnya borobudur, batik, dll. Jika hal tersebut tidak terjadi mungkin tidak salah jika sebagian warga negara mendahului menciptakan masterpiece yang bersifat menentang negara, misalnya sudah banyak terlihat mudahnya warga Indonesia di perbatasan yang beralih menjadi warga negara tetangga serta adanya beberapa wilayah di Indonesia yang mencoba memisahkan dari NKRI.

Kembali ke masalah “masterpiece”, terutama dalam seseorang mencapaianya bisa terbagi dua yaitu dengan direncanakan atau tanpa direncanakan. Sebagai contoh yang tanpa direncanakan pencapaiannya yaitu apa yang dilakukan Presiden Chili tersebut diatas, yaitu tiba-tiba memperoleh kesempatan untuk melakukan hal yang besar walau dalam prosesnya penuh perencanaan dan keberanian juga yang luar biasa. Demikian juga pencapaian banyak masterpiece di Jepang, banyak orang yang melakukan hal besar dalam berbagai hal. Maksudnya ada kesempatan melakukan hal yang besar dan benar-benar dimanfaatkan sebaik-baiknya, misalnya proses pembangunan kota Hiroshima yang hancur rata dengan tanah dan sekarang tepatnya sudah sejak lama berubah menjadi kota yang super modern. Contoh lainnya yaitu banyaknya pembuatan jalan dengan melewati terowongan menembus gunung dan bawah laut,jembatan serta penciptaan tehnik-tehnik pengobatan untuk manusia. Bukankah semua itu suatu masterpiece yang ditujukan untuk penyelamatan sesama manusia? Tidak dipungkiri terlalu banyak kesempatan juga yang ada di Indonesia untuk para pemimpin negara dalam mencapai masterpiece itu, misalnya musibah bencana alam, dll. Masalahnya sadarkah mereka bahwa itu suatu kesempatan?

Kemudian pencapaian “masterpiece” yang direncanakan yaitu saya bisa contohkan misalnya kecermelangan tim sepakbola Jepang “samurai biru” yang mana sebetulnya bisa dikatakan berusia jauh lebih muda bila dibandingkan dengan persepakbolaan Indonesia. Tim sepakbola Jepang dengan penuh perencanaan dalam mencapai prestasi besarnya terutama bisa masuk kualifikasi Piala Dunia beberapa Kali. Saya pernah menyaksikan siaran di TV yang menayangkan profil pemain andalannya yaitu yang bernama Keisuke Honda. Sejak masih duduk di bangku SMA dia memang sudah merencanakan untuk menjadi pemain sepakbola yang bisa bermain di Piala Dunia. Akhirnya tercapai setelah berusaha dengan sekuat tenaga, misalnya mencatat semua angan-angannya dan apa yang harus dilakukan dalam buku hariannya. Sebuah masterpiece telah diciptakannya.

Di Jepang seperti yang saya tahu, orang-orangnya mempunyai sifat susah memuji dan susah menerima pujian sebelum hal yang dipujikan benar-benar nyata terjadi di dalam hidupnya. Hal ini didukung dengan sifat mereka yang sangat pemalu. Jika seseorang telah melakukan apa yang memang menjadi kewajibannya walaupun dengan baik, tidak akan langsung atau jarang mendapatkan pujian. Hal seperti itu akan dikatakan dalam bahasa Jepang “atarimae” maksudnya “sudah semestinya”. Tetapi jika seseorang telah melakukan hal yang lebih dari apa yang menjadi kewajibannya, tak jarang pujian mengalir kepada diri orang tersebut. Bukankah itu proses menyemangati seseorang dalam pencapaian sebuah masterpiece?

Sebenarnya kita semua setiap hari melakukan berbagai macam kegiatan dalam hidup demi mencapai sebuah masterpiece, bukan? Secara sadar dan tidak atau secara terencana dan tidak juga. Banyak diantara kita mengartikan sebuah masterpiece untuk dirinya itu harus suatu hal pencapaian yang besar. Itu memang benar tetapi hal besar itu bukankah dimulai dari hal yang kecil? Kita masing-masing bisa menciptakan pencapaian di dalam pekerjaan, kelompok dan juga keluarga kita. Bila pencapaian-pencapaian kecil tersebut sering dan terus menerus kita lakukan bukankah bisa dikatakan suatu pencapaian yang besar juga dalam hidup kita?

Hanya bisa berharap para pemerintah Indonesia tidak lagi sepenuhnya melakukan paham “tiada rotan akar pun jadi” dalam pencapaian masterpiece itu melainkan “tiada rotan cari atau ciptakan rotan itu” untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia dan juga memupuk kecintaan seluruh bangsa Indonesia supaya mencintai dan bangga terhadap negaranya. Jika ada orang Jepang tahu masalah aneh dan kemalasan ini pasti akan bilang, “gambareee !!” yang artinya “berusahalahhh !!”

 

Selamat mencapai masterpiece !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun