Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Maknai Kiprah KMP, Presiden Jokowi Gagal Dimakzulkan, dan Peristiwa 2016

10 Februari 2016   10:44 Diperbarui: 10 Februari 2016   11:16 2719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Amien Rais dan para sekondannya kenangan KMP I Sumber Tempo.comBulan menjelang Maret 2016 mengerutkan duka. Hari-hari terlewat penuh mala-petaka. Semuanya tergenapi tanpa cela. Namun hanya satu tentang kematian itu tetap membekap ramalan belum terlaksana. Lalu muncul kematian politik Setya Novanto dalam kasus Papa Minta Saham yang belum tuntas dan Ical serta kerontokan KMP sebagai pertanda. Namun duka besar itu tetap menggelanyut memagut. Mari kita lihat ramalan 2016 dengan hati gembira ria senang sentosa bahagia suka-cita selamanya senantiasa. 

Ramalan 2015 semua terjadi tanpa cela. KPM rontok sejak awal sudah dikata dan benar adanya. Duka kematian kapal semua menjadi nyata. Kapal terbang tak hanya satu namun tiga terhempas ke Bumi begitu mengenaskan kita. Rupiah tetap tidak menembus Rp 15,000 per dollar meskipun diguncang opini manusia.  Harga properti tetap stagnan meski ekonomi melambat di dunia. Kegagalan menjungkalkan Presiden Jokowi pun juga terbukti terjadi di depan mata. Upaya rahasia sistematis, terstruktur, dan masif penjungkalan Presiden Jokowi gagal total tak menemukan bentuknya. Dan selebritis aneh itu pun benar hilang menuju surga dan nirwana.

Namun ada satu yang membebat hati yang terjadi penuh makna. Apa itu kematian politik atau kematian raga. Kematian politik jelas rontoknya KMP yang terkubur dalam diri mereka. Pun jika kematian politik Setya Novanto yang terjungkal dari kursi Ketua DPR jelas menorehkan duka. Jika itu dimaknai ramalan sebagai kebenaran kematian, maka semua ramalan 2015 terlaksana.

Kini di 2016, elang kurus itu mencengkeram kerah leher baju seorang pencuri harta. Pencuri harta itu melawan dengan menghadirkan semua kekuatan dan bala. Kursi diguncang kanan-kiri. Upaya masuk ke kandang dihalangi dengan pasak besi dan kayu mahoni di muka. Pencuri itu mengamuk namun kembali dipegang dan leher dipegang didongakkan tinggi ke angkasa.

Kini di 2016, guncangan tanah itu menggemakan nestapa di bagian selatan khatulistiwa di Timur, Barat dan Tengah tiga lokasi berbeda. Duka itu membekaskan nestapa. Dan, tak hanya satu burung besi itu tetap akan tumbang dan limbung karena administrasi teknis dan obeng kelasi udara. Sebuah sabuk besi pun nyaris menorehkan darah dan air mata.

Kini di 2016, geliat niatan para kucing kuning dan kucing merah yang bersatu hendak menguasai elang kurus dan menggondol ikan asin di lautan dan minyak di lautan memaksa menteri susi berjibaku dan menteri rini dan said waspada, rakyat bersorak mengamini elang kurus menancapkan kuku kekuasaan di atas tanah negara.

Kini di 2016, jelang tengah 2016 orang berpeci dari tanah Pasundan menemukan masanya yang temaram mendekati kuning warnanya. Orang berambut aneh bermata miring di Jakarta itu terhempas ke dalam bilik sempit ciptaannya.

Kini di 2016, selebritis di Senayan itu akan menemui mara. Mara itu berasal dari ikan yang dicuri kucing sejak awal di Banggar yang maha kuasa. Semua itu terjadi karena sikap selibritas Senayan yang mewarnai kata dengan tinta hitam setiap yang keluar dari mulut manisnya.

Kini di 2016, duri ketua umum partai pendukung Presiden Jokowi akan ditentukan nasibnya antara digantung dan menjadi duri elang kurus saja, atau akan dibinasakan dimasukkan dalam bilik sempit ciptaannya.

Kini, di 2016 sampai bonus Maret 2017 manusia besar itu benar akan sirna, setelah kematian di 2016 yang ambigu makna. Maka keterkejutan itu begitu membahana hingga tak ada kata selain kata menerima ikhlas dan sayonara.

Kini di 2016 geliat Naga di utara melemah namun rakyat Indonesia yang mandiri dan kaya tanah subur serta pengaturan ekonomi yang jujur membuat ekonomi menggeliat karena topangan penggerak ekonomi massal. Pemimpin buruh berbaju hitam itu tengah menggali tanah untuk kuburannya. Demikian Ki Sabdopanditoratu telah bersabda berkata-kata silakan percaya.

Salam bahagia ala saya.

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun