Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

3 Alasan Ahok-Djarot Unggul Atas Anies-Sandi

19 April 2017   08:18 Diperbarui: 19 April 2017   08:59 3417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok I Dok Ninoy N Karundeng

Akhirnya, stratemengendalikan kampanye secara cerdas Timses Ahok berhasil membelokkan momentum dan menyadarkan warga DKI Jakarta untuk memilih Ahok yang dibenci oleh FPI sejak lama.

Kesadaran warga DKI semakin dipicu oleh kenyataan bahwa PBNU, GP Anshor, PKB, PPP, dan ormas Jakarta saingan  FPI yakni FBR mendukung Ahok-Djarot. Dukungan yang menguatkan Ahok-Djarot sekaligus mematikan kesempatan Anies dan FPI, FUI dan HTI menguasai Jakarta yang pluralis dan beragam.

Kedua, pencalonan Ahok tidak dikendalikan oleh kekuatan besar perancang Jakarta Bersyariah yakni FPI, FUI, HTI, dan partai agama PKS, yang memengaruhi keputusan Prabowo. Pendanaan yang besar digunakan untuk penggalangan dana masyarakat dengan mengacaukan kasus Ahok yang dipelintir oleh Buni Yani dan pendomplengan pemanfaatan fatwa MUI yang kontroversial.

Pencalonan Anies dan dukungan FPI dan partai agama PKS ini menjadi titik kekuatan Ahok-Djarot yang sebelum kasus Al Maidah sangat dikehendaki oleh warga Jakarta. Ini dimanfaatkan untuk menyadarkan akan betapa bahayanya FPI berkuasa yang menjadi musuh Ahok. Ahok akan sulit disetir oleh FPI untuk membuat berbagai kebijakan yang hanya menguntungkan FPI semata.

Pencalonan Anies sesungguhnya hanya upaya untuk mencari calon yang berbeda dengan Ahok-Djarot. Sandiaga Uno yang disokong oleh Gerindra dianggap kurang mampu dan tidak memiliki nilai jual. Dibutuhkan orang sebagai antithesis Ahok, yang dianggap santun: Anies Baswedan.

Kebetulan Anies Baswedan baru dipecat oleh Presiden Jokowi karena zaman Anies Baswedan duit untuk sertifikasi guru kelebihan Rp 23 triliun tanpa diketahui oleh Anies – di samping tidak becus bekerja. Berbeda dengan Susi Pudjiastuti yang tidak lulus SMA namun memiliki kemampuan manajerial yang mumpuni.

Nah, pilihan jatuh ke tangan Anies menguntungkan Ahok – yang dengan teori dasar didzolimi karena dipecat diharapkan mampu mengeruk suara belas kasihan warga DKI. Terlebih lagi sentimen senasib sepenanggungan Prabowo kalah pilpres 2014, dan Anies dipecat menyatukan Prabowo dengan Anies. Klop. Jadi bukan dasar kemampuan namun dasarnya mengeduk emosi.

Pemilihan Anies menjadi calon gubernur dengan memaksa Sandi yang bermodal uang, hanya menjadi calon wakil gubernur ini, pada Pilkada Putaran I berhasil menyingkirkan Agus-Sylvi. Semakin ke depan didukung oleh strategi balas dendam terhadap Presiden Jokowi, FPI digandeng untuk memerkuat dukungan.

Kebetulan Buni Yani memberi durian runtuh yang melanggengkan dan menguatkan aliansi Anies-FPI dan partai agama PKS. Dari awalnya Gerindra sebagai inisiator dan pemimpin, berikutnya Gerindra dan Prabowo justru menjadi pelengkap dukungan. Inti pendukung Anies adalah gerakan 411, 212, dengan FPI, FUI dan HTI serta partai agama PKS.

Dengan kasus Ahok masih bergulir, Pilkada Putaran I berlangsung. Masih hangat dan belum mereda kesadaran akan kepentingan politik Pilkada DKI Jakarta. Kasus Ahok adalah kasus pelintiran dan kriminalisasi akibat komporan SBY yang berteriak-teriak nggak karuan untuk menjegal Ahok.

Setelah Agus kalah, maka SBY kehilangan muka dan bersikap netral. Akibatnya, PPP dan PKB berpihak ke Ahok-Djarot sementara partai tak laku di DKI Jakarta PAN ke Anies sesuai dengan sifat pentolannya Amien Rais si tukang mencla-mencle persis Anies.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun