Mohon tunggu...
Nino Histiraludin
Nino Histiraludin Mohon Tunggu... profesional -

Mencoba membagi gagasan. Baca juga di www.ninohistiraludin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mendorong Museum Minyak Atsiri Tawangmangu sebagai Wisata Edukasi Masa Depan

27 Agustus 2016   14:03 Diperbarui: 27 Agustus 2016   14:09 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Facebook Rumah Atsiri

Ide Brilian Mendirikan Museum  Minyak Atsiri

Sejarah pabrik minyak  Atsiri di Tawangmangu belum  banyak diketahui masyarakat. Setidaknya bisa dibuktikan dari sulitnya mencari referensi tentang   pabrik minyak atsiri yang pernah  ada di Tawangmangu tersebut.  Sepihan sejarah bangsa ini  bisa jadi akan hilang, terlupakan dan akan sulit di telusuri jejaknya untuk sekarang, besok, dan masa yang akan datang.  Padahal, sepenggal sejarah meskipun hanya selarik adalah  harta dan warisan penting , bernilai tinggi untuk sebuah bangsa dan bermanfaat bagi peradaban manusia.

Beruntung,  PT Atsiri  Indonesia, yang didirikan  oleh seorang pengusaha di Solo ini mempunyai ide brilian untuk mengumpulkan dan menyatukan sejarah yang terserak. Meski tidak mudah menelusuri jejak dan mengais sisa-sisa dari jejak sejarah tersebut, gagasan  tersebut  patut diacungi jempol.

Tidak tanggung-tanggung, PT Atsiri Indonesia berniat mendirikan Museum Minyak Atsiri di bekas pabrik minyak atsiri yang sudah lama terbengkelai.

Meskipun berlatar belakang seorang pengusaha, tetapi pemilik  bekas pabrik minyak atsiri  tersebut berupaya menghidupkan kembali dan kelak membesarkan kembali  bekas pabrik tersebut , tidak hanya berorietasi pada bisnis semata tetapi justru menekankan para orientasi  pendidikan dan sosial.

Museum Minyak Atsiri  didirikan sebagai wahana edukasi , menyediakan berbagai pengetahuan baik dari sejarah pabrik minyak atsiri itu sendiri, pengetahuan tentang seluk  beluk minyak atsiri sampai memberikan pelatihan melalui balai pelatihan yang melengkapi Museum Minyak Atsiri tersebut.

Strategi  ‘Membumikan’  Museum Minyak Atsiri

Biasanya orang mendengar kata Museum itu identik dengan ilmu pengetahuan, sejarah, barang-barang kuno dan semuanya identik dengan ilmu dan hal-hal yang serius. Sepengetahuan saya, belum banyak museum yang menawarkan suasana yang santai, ceria. Yang ada suasana yang ditawarkan serba serius  sekali.

Oleh karena itu, wajar jika banyak yang belum tertarik ke museum. Kalaupun ada biasanya sebatas untuk memenuhi kewajiban sekolah, tugas dll. Orang datang bukan karena kemauan sendiri, penasaran dan memenuhi rasa ingin tahu. Tetapi karena tugas yang dibebankan kepadanya. Museum belum menjadi  tujuan wisata keluarga yang menarik, belum menjadi kebutuhan keluarga  tetapi  baru sebatas  kebutuhan memenuhi kebutuhan pendidikan.

Tentunya Museum Minyak Atsiri  kedepannya tidak ingin menjadi museum yang benar-benar di museumkan alias hanya di kenang tetapi tidak di kunjungi oleh masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan  pengemasan yang menarik dan membuat orang tertarik, penasaran dan ingin berkunjung, bahkan kalau bisa menjadi tempat tujuan yang harus dikunjungi oleh wisatawan terutama yang berkunjung ke Kabupaten Karanganyar.

Saya patut memberikan acungan jempol  dengan gagasan mendirikan  Museum Minyak Atsiri  yang telah menyiapkan wisata alternative  dengan  mengelola  bekas pabrik minyak atsiri ini menjadi wahana edukasi. Jika mengutip dari rencana besarnya sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun