Dengan pengelolaan lahan yang baik, drainase efektif, dan teknologi peringatan dini, risiko banjir Jawa Barat bisa diminimalisir.
Hujan deras yang melanda Jawa Barat sejak akhir minggu ini telah menyebabkan banjir yang melanda beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Bandung, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Garut. Berdasarkan laporan dari Kompas, hingga hari ini, lebih dari 3.000 keluarga terdampak, dengan beberapa desa yang terendam air hingga ketinggian 2 meter. BPBD Jawa Barat terus melakukan penanganan darurat dan evakuasi warga terdampak. Banjir di Jawa Barat telah menjadi masalah yang serius dan memerlukan pendekatan yang komprehensif untuk penanganannya. Berdasarkan penelitian dari Rahayu et al. (2023), laporan berita faktual dari Kompas (2024), dan Pojok Jakarta (2024), dan penelitian dari Wakabayashi et al. (2021), berikut adalah beberapa solusi berbasis penelitian yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi risiko banjir di wilayah ini:
1. Pengelolaan Lahan dan Penggunaan Tanah
Penelitian menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan memiliki dampak signifikan terhadap risiko banjir. Pengurangan area pertanian sawah dan peningkatan area perkebunan dapat meningkatkan aliran air yang melimpah, yang pada akhirnya menyebabkan banjir. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang ketat mengenai penggunaan lahan untuk memastikan bahwa area resapan air tidak diubah menjadi lahan yang tidak dapat menyerap air (Rahayu et al., 2023).
2. Peningkatan Infrastruktur Drainase
Infrastruktur drainase yang tidak memadai adalah salah satu penyebab utama banjir di Jawa Barat. Pemerintah harus meningkatkan kapasitas dan kualitas sistem drainase, termasuk pembangunan bendungan dan saluran air tambahan untuk mengalirkan air hujan dengan lebih efisien. Proyek pembangunan bendungan seperti Bendungan Cijurey dapat berperan penting dalam mengurangi risiko banjir di wilayah Karawang dan Bekasi (Pojok Jakarta, 2024).
3. Peningkatan Kesiapsiagaan dan Edukasi Masyarakat
Peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat juga sangat penting dalam menghadapi banjir. Pemerintah dan organisasi non-pemerintah harus menyediakan pelatihan dan edukasi kepada masyarakat tentang cara menghadapi banjir, termasuk prosedur evakuasi dan cara mengelola risiko banjir di rumah. Partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan penghijauan, sangat penting untuk keberhasilan upaya ini (Rahayu et al., 2023).
4. Penggunaan Teknologi untuk Sistem Peringatan Dini