Mohon tunggu...
Ninin Rahayu Sari
Ninin Rahayu Sari Mohon Tunggu... https://nininmenulis.com

Former Journalist at Home Living Magazine n Tabloid Bintang Home - Architecture Graduate - Yoga Enthusiast - Blogger at www.nininmenulis.com - Coffee Addict - Morning Person

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengaspal dengan Cinta, Kisah Ojek Online yang Menggratiskan Antar Takjil untuk Kaum Dhuafa dan Anak Yatim

19 Maret 2025   11:11 Diperbarui: 19 Maret 2025   11:16 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pribadi/Kredit Foto


Di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur, di antara deru mesin kendaraan dan riuhnya jalanan yang padat, seorang pria dengan jaket hijau khas ojek online melaju dengan penuh semangat. Dia bukan sekadar pencari nafkah di jalanan ibu kota, tetapi juga seorang pejuang kebaikan yang diam-diam menebarkan kasih sayang tanpa pamrih. Namanya Pak Safril, seorang Bapak beranak empat yang sehari-hari menjadi pengemudi ojek online. Saat di antar menggunakan motornya, sebuah kisah menginspirasi pun terungkap.

Setiap sore di bulan Ramadan, Pak Safril tidak hanya fokus mencari penumpang atau mengantar barang. Dia memiliki misi yang jauh lebih mulia. Dengan motornya yang telah menemaninya bertahun-tahun, dia berkeliling dari satu tempat ke tempat lain untuk mengantarkan takjil bagi kaum dhuafa dan anak yatim secara gratis. Bukan karena dia berlebihan rezeki, tetapi karena hatinya yang besar.

Menurutnya, apa yang dilakukan ini bermula beberapa tahun lalu ketika Pak Safril sedang mengantarkan seorang pelanggan ke sebuah panti asuhan. Saat tiba di sana, dia melihat anak-anak dengan wajah penuh harapan menatap takjil sederhana yang disediakan oleh pengelola panti. Ada yang hanya berupa segelas teh hangat dan sepotong roti. Momen itu menggugah hatinya. Dia berpikir, bagaimana jika dia bisa melakukan sesuatu untuk mereka? Sesuatu yang sederhana, tapi berarti.

Sejak saat itu, Pak Safril mulai menyisihkan sebagian penghasilannya yang tidak seberapa untuk membeli takjil dan membagikannya kepada mereka yang membutuhkan. Ia tidak memiliki donatur tetap atau sponsor besar, hanya niat yang kuat dan keyakinan bahwa setiap kebaikan, sekecil apa pun, pasti akan membawa keberkahan. Awalnya, dia hanya bisa membeli beberapa bungkus kolak atau kurma. Namun, seiring waktu, semakin banyak orang yang mengetahui apa yang ia lakukan dan mulai menitipkan makanan kepadanya untuk dibagikan.

Setiap hari menjelang berbuka, Pak Safril mengatur rute perjalanannya. Ia mendatangi panti asuhan, rumah singgah, serta para pekerja jalanan seperti tukang sapu, dan pemulung. Wajah-wajah lelah yang berubah ceria saat menerima sekotak makanan adalah bayaran terbaik bagi Pak Safril. Ia tidak meminta balasan, tidak mencari ketenaran, hanya ingin berbagi kebahagiaan di bulan suci.

Banyak yang bertanya, mengapa dia rela melakukan ini semua? Bukankah menjadi ojek online saja sudah cukup melelahkan? Bukankah dia juga harus memenuhi kebutuhan keluarganya? Pak Safril hanya tersenyum setiap kali mendengar pertanyaan itu. Baginya, kebahagiaan tidak selalu datang dari banyaknya uang yang dimiliki, tetapi dari seberapa banyak kebahagiaan yang bisa ia berikan kepada orang lain.

Suatu ketika, seorang anak yatim bernama Pipit, yang kerap menerima takjil dari Pak Safril, menghampirinya. Dengan mata berbinar, Pipit memberikan sekotak kue kecil yang ia buat sendiri di panti. "Om Safril, ini buat Om. Aku pengin Om juga merasakan kebahagiaan seperti yang Om kasih ke kami," katanya dengan polos. Pak Safril terharu. Itu adalah salah satu momen yang semakin menguatkan niatnya untuk terus berbagi, meski hidupnya sendiri tak selalu mudah.

Namun, perjalanan Pak Safril tidak selalu mulus. Ada saat-saat di mana ia kehabisan uang sebelum akhir bulan, ada hari-hari di mana motornya mogok di tengah jalan, dan ada momen-momen di mana ia merasa lelah luar biasa. Tetapi setiap kali ia melihat senyum bahagia di wajah mereka yang menerima takjilnya, semua rasa lelah itu sirna begitu saja.

Ramadan bagi Pak Safril bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang bagaimana mengisi bulan suci dengan keberkahan yang nyata. Ia percaya bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan ikhlas akan kembali kepadanya dengan cara yang tidak terduga. Dan benar saja, tanpa ia duga, ada pelanggan yang tergerak hatinya melihat aksi Pak Safril dan membantunya memperbaiki motornya yang sudah tua. Ada pula seorang pengusaha rumah makan yang kemudian rutin menyumbangkan makanan agar bisa dibagikan lebih luas.

Bagi Pak Safril, apa yang ia lakukan bukanlah sesuatu yang luar biasa. Ia hanya percaya bahwa kebaikan sekecil apa pun tetap berarti. Baginya, hidup adalah tentang bagaimana bisa bermanfaat bagi orang lain, meski hanya lewat satu bungkus takjil di tengah jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun