Mohon tunggu...
Ninin Rahayu Sari
Ninin Rahayu Sari Mohon Tunggu... Jurnalis - https://nininmenulis.com

Former Journalist at Home Living Magazine n Tabloid Bintang Home - Architecture Graduate - Yoga Enthusiast - Blogger at www.nininmenulis.com - Coffee Addict - Morning Person

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mudikku, Sebuah Kisah Perjalanan Transaksi Digital

26 Mei 2022   18:21 Diperbarui: 26 Mei 2022   18:22 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BRI, bank dengan jaringan terluas di seluruh Indonesia (Foto: Dok.Pribadi)

Mudik, sebuah aktivitas menjelang hari raya Idul Fitri yang sering aku hindari. Mengapa? Aku teringat kejadian puluhan tahun yang lalu, saat aku masih di kelas 6 SD. Saat itu kami sekeluarga mudik ke Jawa Timur menggunakan bis jurusan Surabaya. Sampai di Surabaya waktu masih menunjukkan pukul 02.00 pagi. Saat turun dari bis sekelompok orang mengerubungi Ayah sembari menawari jasa antar ke kampung halaman yang akan kami tuju. Kejadiannya sangat cepat, tidak lama kemudian Ayah berteriak kalau dompetnya yang berisi uang untuk modal selama kami mudik sudah raib dari kantong celananya. Alhasil pagi itu kami menghabiskan waktu kantor polisi guna melapor.

Lalu bagaimana kita bisa menuju kampung halaman setelah uang Ayah dicopet? Dari uang Ibu yang 'dititipi' di kaus kaki yang aku pakai. Dulu sebelum mudik, Ibu selalu membagi uang yang beliau bawa di beberapa tempat yang menurutnya aman dan (mungkin) tersembunyi, misalnya seperti di (maaf) dalam bra dan kaus kaki yang dikenakan.

Trauma dengan perjalanan mudik menggunakan transportasi umum, di mudik-mudik berikutnya, kami memutuskan menggunakan kendaraan pribadi. Saat itu Ibu sudah tidak 'mencecer' uangnya di tempat tersembunyi lagi, dan Ayah sudah menyimpan uangnya ke Bank. Jadi kami hanya perlu membawa kartu ATM dan beberapa lembar uang tunai untuk keperluan pengisian bakar selama perjalanan. Mudik saat itu seharusnya lebih lancar dong? Tentu tidak!

Ternyata saat kami kehabisan uang tunai, tidak mudah mencari bank atau ATM (Automatic Teller Machine) di kampung halaman, apalagi di kampung halaman Ibu yang lokasinya berada di 'naik-naik ke puncak gunung'. Sebelum 'naik gunung' kami harus sudah mengambil uang tunai dan cukup nggak cukup, harus cukup sejumlah uang yang diambil. Sebab jika tidak cukup, butuh waktu dan perjalanan yang panjang untuk mengambil uang lagi. Dan bisa ditebak, itu tidak cukup!

Itu baru beberapa cerita yang tidak mengenakan selama perjalanan mudik. Belum lagi kejadian seperti ATM kosong di lokasi yang kami lewati dan tidak bisa digunakan untuk berbelanja oleh-oleh yang akhirnya menggunakan uang tunai dan sulit mendapatkan kembalian, karena mayoritas pemudik membayar dengan uang nominal besar. Itulah mengapa aku tumbuh menjadi orang yang tidak menyukai mudik dan jika saat itu boleh memilih aku berlebaran di Jakarta saja.

Namun ada masa di mana kita harus tumbuh menjadi dewasa dan meneruskan tradisi tersebut untuk terus mempererat tali silahturahmi dengan keluarga di kampung halaman, apalagi setelah Ayah meninggal enam tahun yang lalu. Dan tongkat estafet tradisi mudik lebaran berada di tanganku sebagai anak pertama. Aku harus mempersiapkan perjalanan mudik yang aman, nyaman, dan tidak ada kejadian-kejadian seperti yang kami hadapi dahulu.

Mengapa BRI?

Memiliki pengalaman yang tidak mengenakan dengan penyimpanan uang, membuat aku lebih selektif, agar kejadian yang menimpa orang tuaku tidak terulang kembali. Tempat menyimpan uang yang aku inginkan haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut:

  • Memiliki jangkauan yang luas sehingga seluruh masyarakat mudah mengaksesnya hingga ke kota terpencil sekalipun.
  • Menawarkan kemudahan transaksi baik melalui unit kerja, ATM, ATM Link, Jaringan Prima, ATM Bersama, Cirrus, juga Maestro. Jadi tidak hanya mudah digunakan saat mudik saja, tetapi kapan dan di mana saja mudah mengaksesnya.
  • Memiliki fitur E-Banking yang berkualitas seperti Internet Banking dan Mobile Banking yang mudah digunakan, sehingga aku tidak perlu menghabiskan waktu untuk mempelajari fitur-fiturnya.
  • Haruslah dilengkapi dengan fasilitas transaksi otomatis seperti Automatic Fund Tranfer (AFT), Account Sweep, dan Automatic Grab Fund (AGF) yang bisa aku gunakan untuk mengirim uang secara otomatis termasuk membayar angsuran bulanan.
  • Memberikan perlindungan bukan bukan hanya aman untuk menyimpan uang tetapi diri sendiri pun turut terlindungi.

Nah, semua kriteria di atas itu bisa aku temui jika menabung di Bank BRI. Semua kelebihan yang dimiliki Bank BRI dalam melayani nasabahnya, semakin aku rasakan manfaatnya terutama di masa pandemi dan mudik lebaran kemarin. Melalui aplikasi BRImo, mobile banking dari Bank BRI aku dapat melakukan aktivitas perbankan dengan mudah melalui fitur-fitur yang tersedia di dalamnya, seperti: dapat melakukan berbagai layanan transaksi, cek mutasi, membuat rekening baru, dompet digital, top up BRIZZI, memiliki keamanan berlapis, info promo yang menarik, dan juga dapat tarik tunai tanpa kartu ATM. Ingin tahu seberapa menolongnya aplikasi BRImo ini di perjalanan mudik tahun ini?

Perjalanan Mudik, Perjalanan Bersama Brimo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun