Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penari Istana

11 September 2024   16:59 Diperbarui: 11 September 2024   18:42 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penari Istana

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Musim dingin akan segera berakhir. Itu artinya semua satwa di negeri Fantasia akan segera menyambut datangnya musim semi yang indah. Musim yang selalu dinanti-nantikan. Semua satwa akan berkumpul untuk berpesta. Tentu saja anak-anak mereka akan diajak serta untuk menampilkan bakat terbaik yang dimiliki masing-masing.

Acara akan digelar dengan meriah. Karena itu harus dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.  Disediakan  sebuah panggung besar yang dipenuhi buah segar dan bunga-bunga. 

Para ayah dan ibu berkumpul untuk mendukung anak-anak mereka. Bahkan, Ratu Fantasia berjanji akan memberikan hadiah mahkota bepermata indah bagi mereka yang berhasil menampilkan sajian terbaik. Nah, siapa pun pasti memimpikan memperoleh dan berusaha keras untuk meraih hadiah tersebut.

Sudah lama Babangay  si bangau putih ingin tampil menari di ajang musim semi itu. Akan tetapi, ia  tidak tahu bagaimana cara menari dengan baik. Sementara itu, ia  pernah melihat foto neneknya membawa piala besar dan memakai mahkota rubi di kepala.

Kata Nenek, "Dulu kakek Babangay  selalu menjadi juara menari musim semi. Apakah Babangay  ingin seperti kakek?"

Babangay diam membisu. Dalam hatinya berkata, "Tentu saja aku ingin, Nek. Bahkan, sangat ingin! Namun, bagaimana caranya?"

Suatu hari saat bermain di atas loteng rumah, Babangay  melihat ada peti besar berwarna keemasan. Di atas peti itu terdapat tumpukan buku yang sangat menarik perhatian. Ternyata, ada sebuah buku tua bersampul merah, bertuliskan "Rahasia sang Penari."  Diambillah pelan-pelan buku berdebu itu dengan sangat hati-hati.

Setelah diperiksa dengan saksama, ternyata itu adalah buku tulisan kakek yang dipenuhi gambar bangau  sedang melakukan gerakan tari. Sejak saat itu Babangay  selalu membaca buku kakek dan mempelajari setiap gerakan tari yang tergambar di dalamnya. Ia mempraktikkan setiap gerakan tanpa ada yang tahu. Ia melakukannya dengan sembunyi-sembunyi dan tanpa suara di tempat yang dianggapnya kondusif.

Setelah dirasa cukup hafal dengan gerakan tari, ia hendak mempraktikkannya seorang diri. Karena itu, setiap hari Babangay bangun pagi dan menyelinap keluar rumah. Ia bergegas menuju ke sebuah danau untuk mencoba berlatih menari. Hal  itu selalu dilakukan diam-diam. Sejujurnya, karena ia malu jika ketahuan ibu, ayah, apalagi bangau yang lain. Ia memang bertipe introvert dan sangat pemalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun