Mohon tunggu...
Ninik Karalo
Ninik Karalo Mohon Tunggu... Guru - Pendidik berhati mulia

Fashion Designer, penikmat pantai, penjelajah aksara-aksara diksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Ada Lagi Lomba

17 Agustus 2020   17:45 Diperbarui: 17 Agustus 2020   17:46 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kalteng.antaranews.com/

Makan kerupuk dllakoni sebelum angka tujuh lima

menggemaskan, lucu untuk dikisahkan
dikejar, dia berhenti sembari meliuk-liuk
saat berhenti, dia berayun menebar senyum  
 
lari karung tak lagi digelar di angka tujuh lima
padahal sejak pagi si Udin duduk menunggu di bangku buluh
sambil memeluk  sarung, matanya nanar penuh harap  
semoga ada yang mengajak, siapa tahu bisa juara
uangnya bisa beli pulsa buat belajar daring

panjat pinang apalagi, hadiahnya menggiurkan
ada selentingan, amplop tebal diselip di ujung dahan  
berisi receh di angka tujuh lima yang jumlah nolnya empat
kasihan si Udin, tubuhnya ceking tak mampu menopang
padahal dia berhayal bisa merebut angka unik itu
sebab semalam hujan mengguyur, gawainya tercelup  
 
gigit sendok berisi kelereng pernah dilakoni
gemasnya melebihi makan kerupuk
ketika melangkah, kelereng melangkah pula
baru selangkah, kelereng sudah maju mundur

Aahh, cecak jatuh tepat di kepalanya
ternyata yang barusan hanyalah kisah fiksiana
yang singgah sebentar dalam lamunan
semoga di angka tujuh enam ada keberuntungan  

NK/17/08/2020
@SangiheBanuaku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun