Mohon tunggu...
Ninik Andriani
Ninik Andriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ninik

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Nature

Styrofoam Membunuhmu

1 Desember 2021   06:37 Diperbarui: 1 Desember 2021   07:00 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatnya kebutuhan kemasan makanan akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan ekonomi masyarakat serta pertumbuhan pada berbagai sektor industri terutama makanan.  Produsen makanan banyak yang menggunakan Polistirena foam (PS) atau yang lebih dikenal dengan nama dagang styrofoam sebagai bahan pengemas makanan sekali pakai. Hal tersebut karena styrofoam memiliki keunggulan, yaitu ringan, tidak mudah bocor saat mengemas bahan yang basah, dan praktis. Namun, disamping semua keunggulan yang dimiliki oleh styrofoam, ternyata styrofoam memiliki dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan.

Menurut penelitian terbaru, timbunan rata-rata sampah per orang di Indonesia telah mencapai 1 Kg/orang dengan styrofoam mencapai 10%, artinya setiap orang menyumbangkan 0,1 Kg sampah styrofoam setiap hari. Bayangkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 juta jiwa, itu berarti setiap harinya 237.000 ton styrofoam yang berakhir di TPA dan tidak terolah.  

Selain itu, styrofoam mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh. Bahan utama penyusun styroafoam adalah stirena (styrene) yang merupakan cikal-bakal pembentuk polistirena. Zat stirena sendiri jika masuk kedalam tubuh akan menyebabkan gangguan pada sistem endokrin dan juga sistem reproduksi. Selain itu, dalam jangka penjang stirena dapat merusak DNA dan mengakibatkan kanker.

Cara yang dapat digunakan untuk mengurangi limbah styrofoam adalah dengan meminimalisir penggunaan wadah styrofoam untuk mengemas makanan. Caranya yaitu dengan menggunakan wadah pengemas makanan yang dapat digunakan berulang kali. Wadah pengemas makanan yang dapat digunakan berluang kali seperti, tempat makan yang biasa digunakan untuk membawa bekal ke sekolah ataupun wadah lain yang sekiranya setelah diguanakan dapat dicuci dan dapat dipakai lagi. Jika wadah tersebut setelah digunakan dapat digunakan lagi, dalam artian tidak dibuang, sehingga tidak akan ada sampah pengemas makanan yang bertumpuk. Tentunya dengan mengemas makanan menggunakan wadah yang dapat digunakan kembali dapat membantu mengurangi masalah sampah styrofoam yang sangan berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.  

Di zaman sekarang ini manusia lebih memilih hal yang dirasa praktis karena tidak merepotkan. Memang penggunaan styrofoam sangatlah praktis. Styrofoam dapat mengemas makanan dalam segala bentuk entah itu makanan padat ataupun makanan cair. Selain itu styrofoam juga dapat menjaga makanan untuk tetap dalam keaadaan baik. Setelah makanan yang dikemas oleh styrofoam habis, maka styrofoam tersebut akan dibuang karena memang styrofoam adalah kemasan satu kali pakai. Berbeda dengan jika makanan dikemas dengan wadah makanan yang dapat diguankan berkali-kali. Setelah makanan habis, wadah tersebut harus dibawa pulang kembali untuk dicuci dan hal tersebut dirasa manusi tidak praktis karena membebani dan merepotkan. Oleh karena itu manusia lebih memilih mengemas makanan mereka menggunakan styrofoam karena styrofoam dirasa sangatlah praktis.  

Namun karena penggunaannya satu kali pakai sehingga dapat menimbulkan sampah. Padahal stryrofoam sangatlah berbahaya bagi lingkungan karena tidak dapat terdegradasi oleh lingkungan baik itu air manupun tanah dan itu membuat lingkungan manjadi tidak sehat. Dikarenakan manusia lebih memilih sesuatu yang praktis, maka dibutuhkan pengemas makanan yang mirip dengan styrofoam namun dapat terdegradasi oleh lingkungan dan tidak berbahaya bagi tubuh sehingga jika menggunkan kemasan ini lingkungan dan tubuh tetap sehat.

Saat ini para ilmuan dan peneliti sedang mengembangkan produk biodegradable foam yang dapat digunakan untuk pengganti styrofoam. Biodegradable foam adalah kemasan pengganti styrofoam yang terbuat dari pati dan tambahan serat nabati. Biodegradable foam dapat terurai karena mengandung bahan alami. Selain itu, biodegradable foam juga aman bagi kesehatan karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

Biodegradable foam inilah yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Meskipun digunakan satu kali pakai dan setelah itu dibuang, namun tidak berbahaya. Penggunaanya pun sama dengan styrofoam, dapat mengemas makanan dalam bentuk apapun dan sangatlah praktis. Oleh karena itu, penggunaan biodegrdable foam ini dapat membantu dalam mengurangi limbah styrofoam. Namun, harga biodegradable foam lebih mahal dari pada styrofoam karena teknologi pembuatannya belum berkembang luas. Jika nantinya teknologi pembuatan biodegradable ini semakin berkembang dapat dipastikan harga yang ditawarkan akan murah seperti styrofoam.

Semua orang diharapkan dapat bekerja sama dapat menyelesaikan masalah sampah styrofoam ini. Masalah ini sangatlah serius karena menyangkut kesehatan tubuh dan lingkungan. Lingkungan sehat sangatlah penting dalam kehidupan karena dengan lingkungan yang sehat tetunta tubuh juga menjadi sehat. Jika sampah styrofaom merajelela dimana-mana karena tidak dapat terdegradasi oleh lingkungan, baik itu di laut manupun maupun di daratan, tentunya lingkungan akan tidak sedap dipandang dan tidak sehat. Oleh karena itu lingkungan harus selalu dijaga agar selalu bersih dan sehat karena itu mencerminkan tubuh yang sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun