Mohon tunggu...
Ninid Alfatih
Ninid Alfatih Mohon Tunggu... Guru - ibu 3 anak

just a reader

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Eksotika Blitar (2) Berburu Lobster di Pantai Tambakrejo

2 Januari 2012   02:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:28 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bahkan mbak Sunah, temanku yang asli Blitar terlongong waktu kutanya soal pantai Serang, Jolotundo dan Tambakrejo. Ono opone Tambakrejo ? tanyanya. Wah, itu yang mau kucari, ada apa di pantai Selatan ini ? Pantai merupakan pilihan kami semua, karena anak-anak sangat terkesan dengan Kuta, dimana mereka bisa bermain pasir dan air sepuas-puasnya. Dus, aku harus cari pantai yang berpasir putih dan bersih. Beberapa bulan lalu, kami tertarik mendatangi Delegan, pantai di perbatasan Lamongan dan Gresik. Namun, kebisingan dan sampah, tak ingin membuatku kembali.

Hunting pantai inilah salah satu yang menggerakkan kami untuk datang di Tambakrejo. Pantai ini terletak di desa Tambakrejo kecamatan Wonotirto, kurang lebih 3o km ke arah selatan dari kota Blitar. Perjalanan naik turun melintasi perbukitan sendiri sudah merupakan petualangan yang mengasyikkan. Perut dikocok seperti naik spinning coaster di Jatim Park Malang. Lebay, kata anak-anak..hehe..

Pantai Tambakrejo memanjang menyerupai teluk kurang lebih 10 km. Pasirnya sangat bersih, meski tidak terlalu putih seperti di Kuta, Sanur atau Bale Kambang. Kami sengaja datang pagi benar agar bisa menikmati suasana sepi pantai yang alami. Tidak menunggu lama, anak-anak sudah berkecipak di lautnya yang biru. Ombaknya lumayan besar, khas pantai Selatan. Agak berbahaya sehingga di sepanjang pantai ada tulisan, dilarang keras mandi di laut. (Yang gak boleh kan mandi, kalau main air gak papa…hihi..main aja sana nak…bunda temani..)

Kapal nelayan banyak bertebaran di sepanjang pantai terdiri dari jenis speed, kebanyakan berasal dari bantuan pemerintah dan kapal Konthing, sampan kecil yang muat 2 orang. Pengalaman yang paling menakjubkan adalah saat ada kapal yang turun dan membawa tangkapan….lobster ! Tidak banyak, hanya 4 biji lobster yang bergegas dibawa ke pengepul. Para nelayan biasa menyelam di sela karang untuk mencari komoditi elit ini. Harga lobster perkilonya sekitar Rp.200.000. Di Bali konon, 1 porsi lobster dihargai Rp.800.000. Kalau aku tak tega memakannya bukan karena lobster sudah seperti kawan sendiri, tapi membayangkan uang segitu bisa buat beli nasi bungkus pengungsi Syiah dari Sampang bakal membuatku sulit menelan. Hehe..kecuali kalau ada gratisan..

Ingin merasakan sensasi naik speed? Sebuah kapal nelayan menawarkan kami mengitari bukit Kucung selama kurang lebih 30 menit dengan tarif Rp. 5000 per orang. Jangan lewatkan kesempatan ke pasar ikan. Hasil tangkapan nelayan yang melaut sejak habis subuh sampai jam 10 pagi sungguh-sungguh membuatku tak mampu melewatkan kesempatan belanja. Harganya cukup murah. Ikan salem, tongkol, potongan kakap, rata-rata Rp 17.000/kilo, rajungan Rp.20.000/kilo, cumi besar Rp. 35.000. Kakap merah besar dihargai sekitar Rp 50.000. Atau kalau mau praktis, beli saja ikan asap dan sambalnya. Sepotong irisan ikan tuna asap segar hanya Rp. 2000 saja. Nasi putih bisa dibeli di warung sekitar, perbungkusnya Rp 3000, lengkapi dengan sambal kecap yang bisa dibeli di penjual ikan atau warung, seharga Rp.2000-Rp.5000. Setelah itu carilah posisi. Makan di tepi pantai dengan menu hasil lautnya yang segar serasa menjadikanku pemilik negeri ini. Mak nyusss…Tak ada kapal asing yang menyisakan kepala ikan dan ikan busuk tak berkualitas untuk dikonsumsi pemilik kekayaan laut. Bahkan, menikmati pantai saja bisa membangkitkan rasa nasionalisme ! jiah !

Di Tambakrejo, kepuasanku one stop moving. Dari main, mandi, sholat, naik kapal, belanja di pasar ikan, sampai menikmati ikan segar, lengkap di sana ! I’ll be back..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun