Mohon tunggu...
Rahayu Ningsih
Rahayu Ningsih Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa PAI

Be as yourself as you want

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Faktor Penyebab Merendahnya Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap Remaja

23 Oktober 2019   23:03 Diperbarui: 23 Oktober 2019   23:19 1920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

Masa remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir. Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya "tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan". Istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, menakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini didukung oleh Piaget yang mengatakan bahwa  secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Trasfosmasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua priode perkembangan.[2]

 

Definisi nilai yang dikemukakan oleh para ahli, definisi nilai menurut Spranger, nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternative keputusan dalam situasi sosial tertentu. Dalam perspektif Spranger, keperibadian manusia terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai dan kesejarahan. Meskipun menempatkan konteks sosial  sebagai dmensi nilai dalam kepribadian manusia, tetapi Spranger tetap mengakui kekuatan individual yang dikenal dengan stilah "roh subjektif" (subjective spirit). Sementara itu, kekuatan nilai-nilai budaya merupakan "roh subjektif" (subjective spirit). Dalam kacamata Spranger, kekuatan individual atau roh subjektif didudukan dalam posisi primer karena nilai-nilai budaya hanya akan berkembang dan bertahan apabila didukung dan dihayati oleh individu. Penermaan nilai oleh manusia tidak dilakukan secara pasif melainkan secara aktif dan kreatif.

 

Dengan demikian, nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang untuk mewujudkannya. Nilai merupakan sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai sesuatu yang ingin dicapai. Seara dinamis, nilai dipelajari dari produk sosial dan secara perlahan diinternalisasikan oleh individu serta diterima sebagai milik bersam dengan kelompoknya. Nilai merupakan standar konseptual yang relative secara eksplisit atau implicit membimbing individu dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai serta aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan psikolongisnya.

 

Spranger menggolongkan nilai itu kedalam enam jenis, yaitu      :

 

  • nilai teori atau nilai keilmuan (I),
  • nilai ekonomi (E),
  • nilai sosial atau nilai solidaritas (Sd),
  • nilai agama (A),
  • nilai seni (S), dan
  • nilai politik atau nilai kuasa (K).
  • Nilai keilmuan (I) mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang bekerja terutama atas dasar pertimbangan rasional. Nilai ini depertentangkan dengan nilai agama (A), yaitu suatu nilai yang mendasari perbuatan seseorang atas dasar pertimbangan kepercayaan bahwa sesuatu itu dipandang benar menurut ajaran agama.

 

Nilai ekonomi (E) adalah suatu nilai yang mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya keuntungan financial sebagai akibat dari perbuatannya itu. Nilai ini dikontraskan dengan nilai seni (S), yaitu suatu nilai yang mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan rasa keindahan atau rasa seni yang terlepas dari berbagai pertimbangan material.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun