Sejuk rasanya melihat para petinggi negara menyatu dalam menyongsong Indonesia Maju, sebagaimana yang menjadi visi besar Presiden Joko Widodo pada periode keduanya.
Guna mencapai visi Indonesia Maju, dukungan dan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat serta kesolidan yang terbangun antar pejabat negara adalah bekal optimisme yang paling anyar. Saya meyakini itu sebagai salah satu langkah konkrit.
Pada saat Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan tanggal 22 dan 23 Januari kemarin, Presiden Jokowi dan sejumlah pejabat negara hadir dalam momentum tersebut. Tak terlepas juga Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Aziz.
Menhan Prabowo Subianto sempat mengadakan pertemuan dengan Panglima TNI dan Kapolri. Ketiganya berbicara mengenai perbatasan laut Natuna.
Prabowo menekankan pentingnya menjaga politik perbatasan yang secara konsisten dilakukan dengan cara diplomasi. Mengapa diplomasi? Tentu yang kita pahami diplomasi untuk menjaga hubungan baik antara Indonesia dengan negara sahabat.
Tugas Indonesia adalah bagaimana menjaga perbatasan laut yang diperkuat dari sisi pertahanan dan militer. Dari segi hukum, lembaga negara seperti Polri juga memiliki peran penting.
Pertemuan itu, Prabowo, Panglima TNI dan Kapolri tidak hanya membahas perbatasan di Natuna, tetapi juga di daerah-daerah perbatasan lain yang perlu diperkuat. Prabowo ingin memperkuat pertahanan nasional dengan menghadirkan alutsista yang lebih banyak.
Ketika Menhan Prabowo, Panglima TNI dan Kapolri duduk bersama, harapan besar masyarakat Indonesia adalah menjaga kedaulatan NKRI, mempertegas daerah perbatasan sebagai bagian dari wilayah teritorial dan hak berdaulat Indonesia.
Rasanya memang sejuk melihat para pemimpin seperti mereka bahu membahu bicara kedaulatan Indonesia. Semoga hasil dari pertemuan itu menjadi angin segar bagi masyarakat agar tidak lagi resah akan ancaman terhadap kedaulatan negara yang kita cintai.
Semangat terus Menhan, Panglima TNI dan Kapolri. Jaga Indonesia dan rakyatnya dari berbagai ancaman. (*)
