TNI dan Rakyat itu anak kandung dari rahim ibu pertiwi. Ibarat saudara kandung dan seperjuangan, TNI mencintai rakyatnya. Begitupun rakyat, menaruh perlindung untuk ibu pertiwi kepada prajurit TNI.
TNI dan Rakyat adalah dua kekuatan NKRI yang tidak bisa dipisahkan. Dalam berbagai tantangan, tidak mudah menggaungkan pemahaman ideologi Pancasila, belum lagi bermunculan isu ideologi khilafah yang bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila.
Meskipun begitu, ujian terberat Indonesia mampu dilewati dan mengatasinya dengan baik dan berhasil. Lantas, sebenarnya apa sih tantangan Indonesia saat ini?
Dalam berbegai forum kebangsaan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu selalu mengingatkan, ancaman Indonesia di era keterbukaan informasi ini adalah munculnya 'perang mindset'.
Ancaman seperti ini, bahkan juga dibenarkan oleh para tokoh sesepuh TNI. Pemikiran kritis mereka kepada generasi penerus TNI, harus direnungkan dan dikaji lebih mendalam, baik secara holistic maupun komprehensif.
TNI adalah salah satu alat negara yang mampu menjaga jati diri bangsa dari ancaman perang mindset. Karena target perang mindset itu tertuju kepada rakyat, maka sebagaimana perannya, TNI harus lebih mendekatkan diri dengan rakyat.
Cerminan dan pesan motivasi itu, akan tertanam pada semangat dan jiwa patriotism prajurit TNI. TNI tidak lengah. TNI tidak mudah terprovokasi. Mandat TNI adalah memperkuat pelaksanaan tugas dan perannya dalam menjaga ideologi Pancasila dan NKRI.
Mandat itu harga mati. Tidak ada kata tawar menawar. Ideologi negara tetaplah Pancasila. Benteng pertahanan nasional ada di pundaknya TNI. Semangat NKRI Harga Mati masih tetap sama.
Jika perang mindset terus digelorakan di NKRI yang bertentangan dengan Pancasila. Serukanlah kepada seluruh rakyat Indonesia. Sebab, TNI tidak sendiri. Kembali, TNI dan rakyat adalah anak kandung dari ibu pertiwi yang memiliki tanggung jawab menjaga keutuhan NKRI.
