Mohon tunggu...
Ninditha Nur aisyah
Ninditha Nur aisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Dulunya mahasiswa

dibuat sama mahasiswi semester 5 yang belum dapat apa-apa dan saat ini sedang kuliah daring karena corona!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Biar Aku Saja yang Merasakan, Kamu Jangan!

9 November 2021   14:25 Diperbarui: 9 November 2021   14:44 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Nick Fewings on Unsplash   

Cahaya berwarna kuning keemas-emasan di ufuk barat perlahan berubah menjadi jingga. Ritme alam yang memanjakan mata setiap insan yang melihatnya. Cakrawala yang kian memerah semakin memperindah wajah senja di kaki langit Nusantara. Setelah itu, sayup-sayup kumandang adzan magrib terdengar membumbung tinggi ke langit hingga seluruh penjuru desa.

Segerombolan anak-anak terlihat leha--leha berjalan menuju singgasananya, sepatu futsal dijinjing dengan riang sambil berlari-lari kecil memburu waktu agar tidak terlambat ikut berjamaah sholat magrib di masjid.

Aku yang baru saja sampai di rumah, langsung bergegas mengambil handuk dan mandi sore untuk menenangkan syaraf yang lelah setelah seharian bercengkrama dengan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Sekarang aku kelas 3 SMA semester 2 yang artinya, sebentar lagi aku melanjutkan keperguruan tinggi yang aku cita-citakan.

Yogyakarta, kota pelajar yang membuatku keukeuh ingin melanjutkan pendidikan di sana. Mulai dari kualitas, biaya, dan keindahan alamnya yang ku damba membuat diriku makin semangat untuk belajar persiapan tes masuk perguruan tinggi. Beberapa PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan program studi yang kuminati sudah lama masuk dalam list pilihanku.

 Ting tong....

Suara nyaring bel yang terpasang di depan pintu membuatku bangkit dari lamunan panjang didalam kamar mandiku.

"Maaaah, ada tamu tuuu" teriakku

"Iyaaa, kamu cepetan mandinya Thaaa itu Hayu sama temen-temennya mau ngajak belajar bareng tuh." balas mama dari balik tembok.

Aku hanya diam sambil bersenandung dalam hati. Bahagia dan sebal berbaur menjadi satu. Bahagia aku bisa menghabiskan seharian full waktuku bersama Hayu dan sebal karena waktu istirahatku dimakan juga sama mereka.

"Heuuuhhh..." Aku menghela napas dan bergegas menuju kamar lalu mengganti bajuku dan mengambil buku-buku fisika dan matematika yang berdiri tegak di rak buku.

"Tumben Tha kamu mandi." suara renyah Hayu menyindirku secara terang-terangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun