Mohon tunggu...
Nindita Arrum
Nindita Arrum Mohon Tunggu... Penulis - seorang manusia

penyuka ketenangan, hewan mengeong dan petualangan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wah, Ini Dia Rahasia Rutinitas Sukses Dunia Akhirat ala Rasulullah SAW!

2 September 2021   10:34 Diperbarui: 2 September 2021   11:21 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beliau, Nabi Muhammad SAW, bersujud dengan khusyuk dan dalam sekali. Dalam kajian Ust. Arafat, beliau menyisipkan kalau sujudnya Rasulullah itu sama panjangnya seperti rukuknya. Begitu pun rukuknya yang sama panjangnya seperti saat berdiri. MasyaAllah, Allahumma Sholi wa Salim wa Barik alim.

Nabi SAW sangat tekun saat melaksanakan sholat malam ini. Dalam sebuah hadits, salah satu ummul mukminin, Aisyah ra, kurang lebih pernah bertanya begini pada Rasulullah SAW. 

"Ya Rasulullah, mengapa engkau sholat (se-lama itu) seperti itu." Tanya sayiddatul Aisyah ra. "Padahal dosa engkau, baik yang lampau maupun yang akan datang, sudah diampuni oleh Allah SWT. Allah bahkan sudah menjamin surga bagimu Ya Rasulullah."

Rasulullah tersenyum dan menjawab, "Wahai Aisyah, apa tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur?" 

Dari hadits ini ada hikmah luar biasa yang dapat kita simpulkan. Apa? Ada yang tahu? Hehehe... Jadi Nabi kita ini, Muhammad SAW memposisikan dirinya bukan hanya sebagai hamba yang memohon, melainkan sebagai hamba yang bersyukur. Karena menurut asumsi Aisyah ra, orang yang dalam posisi memohon, pasti gencar meminta ampunan pada Allah SWT. 

Contohnya kita, saat kita meminta uang jajan sama orang tua, kita akan berada di posisi pemohon, betul apa betul sekali? Saya gak membahas teman-teman yang udah bisa nyari uang sendiri ya, hehe. Nanti jadi melebar ga karuan. Tapi fokus utama kita adalah penggambaran dari asumsi yang mau Rasulullah SAW bangun sebagai posisi beliau saat itu. 

Dan kalau kita telaah lebih dalam nih, Orang Yang Bersyukur, itu Lebih Diatas daripada Orang Yang Memohon.

Buktinya apa? Saya ambil contoh, pengalaman saya aja deh, biar ga ada salah paham. Alhamdulillah saya pernah ada di posisi gaji bulanan saya di bawah dari 2 juta hingga gaji saya 5 juta per bulan. 

Saat saya punya gaji 2 juta, saya itu merasa bersyukur banget punya uang segitu. Dan posisinya itu pekerjaan pertama saya setelah lulus kuliah. Alhasil, kebutuhan bulanan alhamdulillah terpenuhi (dipenuhi sama Allah). Tapi saya merasa ada beda saat gaji saya justru di atas UMR. Entah selalu aja ada yang kurang.

Alhasil, disini, saya bisa tarik benang merah dari pengalaman saya dan dari positioning yang Rasulullah SAW ajarkan, bahwa ketika kita bersyukur, maka Allah SWT akan lebih menambah berkah pada rezeki kita. 

Rezeki disini banyak contoh ya, bisa kesehatan, iman, uang dan lain sebagainya. Jadi, PLEASE teman-teman, stop bilang rezeki itu hanya terdiri dari uang. Uang hanya satu dari sekian banyak bentuk rezeki.

           Oh, jadi kita ga harus memohon dong, tapi bersyukur aja?

Nah, muncullah asumsi ini. Teman-teman, tadi konteks yang saya tulis tentang posisi Rasulullah SAW yang sudah dijamin surganya sama Allah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun