Mohon tunggu...
Nindi Kusuma
Nindi Kusuma Mohon Tunggu... -

Mahasiswi lebay kekanakan lahir di tahun 1996, suka buku kopi dan hujan. Suka nangis kalau lihat senja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat untuk Ryan

8 Februari 2017   03:14 Diperbarui: 11 Februari 2017   11:57 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rasanya baru seperti kemarin kita kenal. Baru kemarin kita tertawa dan bercanda bersama. Sampai di suatu malam kita sama-sama duduk dan bicara. Katamu saat itu, kamu sudah tak ada rasa lagi. Setelah lima tahun kita bersama, semudah itu perasaanmu luntur begitu saja. Rasanya udara mendingin seketika masuk kedalam rongga dadaku dan membekukan apapun yang ada di dalamnya. Tubuhku gemetar tak tau apa yang harus aku katakan. Jadi, selama lima tahun ini apa yang kita dapatkan? Rencana-rencana yang kita bangun runtuh dan kau sapu sendiri. Dan aku, mengais sisa-sisa yang masih bisa ku kumpulkan. 

Ryan, rasanya masih terasa sakit aku menuliskan nama itu. Laki-laki yang aku percaya, yang aku ikuti segala arus yang ia mau. Ternyata sekarang mencampakkanku demi wanita lain. Sakit rasanya, setelah kemarin kamu mencoba meruntuhkan kepercayaanku. Aku mencoba kembali mempercayaimu. Bahkan aku sendiri membantumu melupakan wanita yang menjadi penganggu di hubungan kita. Aku mencoba membantu menyembuhkan lukamu. Dan saat itu juga, lukaku masih menganga. Setelah semua reda, kamu mencoba kembali. Dan akhirnya sekarang kamu mencoba lagi dengan wanita lain. Semudah itu kamu bermain-main, merakit semuanya menjadi bumerang untukmu sendiri. Aku tak akan pernah menyalahkanmu, mungkin ini semua kesalahanku. Masih mempercayaimu setelah kamu merusak dinding kepercayaan yang aku bangun pelan-pelan. Ryan, makasi untuk lima tahun ini. Doa terbaik untukmu. Cepat pulang, kamu salah rumah ! 😊

Maaf baru belajar menulis. Maaf jika masih membingungkan / terlalu lebay. Sedikit curhat biar lega 😀

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun