Mohon tunggu...
Ninda N Ainundita
Ninda N Ainundita Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Nyctophile dan Selenophile

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alat Permainan Edukasi Menurut Ahli (Montessori, Peabody, Forebel dan Cruissenne)

27 September 2021   13:05 Diperbarui: 27 September 2021   13:31 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Permainan edukatif merupakan permainan yg mempunyai unsur mendidik yang dihasilkan berdasarkan sesuatu yang ada dan inheren sebagai bagian berdasarkan permainan itu sendiri. Selain itu, permainan juga memberi rangsangan atau respons positif terhadap indra pemainnya. Indra yg dimaksud diantaranya pendengaran, penglihatan, suara (berbicara, komunikasi), menulis, daya pikir, ekuilibrium kognitif, motorik (ekuilibrium gerak, daya tahan, kekuatan, keterampilan dan ketangkasan), afeksi, dan kekayaan sosial dan spritual (budi pekerti luhur, cinta, kasih sayang, etika, kejujuran, rapikan krama dan sopan santun, persaingan sehat, dan pengorbanan). Keseimbangan indra inilah yg direncanakan supaya mensugesti jasmani, nalar, iamajinasi, tabiat dan karakter, hingga tujuan pendewasaan diri.

Alat Permainan Edukatif Menurut Montessori 

Montessori membuat pendekatan dengan anak menggunakan alat peraga, alat peraga adalah ciri khas Montessori, karena menurutnya anak dapat memahami sesuatu yang abstrak dengan membuat senyata mungin Montessori menciptakan alat permainan edukatif untuk anak agar mereka dapat belajar secara mandiri tanpa adanya bantuan dari oranglain. 

Adanya alat permainan edukatif ini diharapkan agar anak dapat mengingat konsep-konsep dalam permainan. Alat Permainan Edukatif yang diciptakan oleh Montessori telah banyak beredar di Taman Kanak-Kanak di Indonesia, alat permianan edukatif telah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing setiap anak. Jenis-jenis alat permainan edukatif yang diciptakan oleh Montessori ini adalah inkastri silinder, puzzle geometri, dan kantong keterampilan tangan. Semua alat permainan edukatif itu dirancang untuk melatih kemandirian anak usia dini. 

Alat Permainan Edukatif menurut Elizabeth Peabody 

Peabody mengarang dan menciptakan perangkat yang gunanya untuk mempelajari bahasa pada lembaga Taman Kanak-Kanak. Lebih dari itu, Peabody juga membangun seperangkat tes perkembangan bahasa yg lalu dikenal menggunakan nama Peabody Individual Achievement Test (PIET) & Peabody Picture Vocabulary Test (PPVT). Kompetensi bahasa bisa dimaknai dengan seperangkat dominasi baik keterampilan, sikap maupun apresiasi yang diharapkan khususnya pada bidang bahasa guna mencapai keberhasilan belajar. Pembelajaran bahasa dalam anak sebagai mata pembelajaran utama yg diajarkan pada kelas sebagai akibatnya dominasi kompetensi bahasa tidak absolut untuk diajarkan pada anak.

Permainan bahasa tidak hanya bertujuan untuk memperoleh kesenangan tetapi juga untuk melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, menulis, sastra dan unsur-unsur bahasa (kosakata & rapikan bahasa). Jika suatu permainan mengakibatkan kesenangan, namun tidak memperoleh keterampilan berbahasa atau unsur tertentu, maka permainan tadi bukan termasuk permainan bahasa. 

Setiap permainan bahasa yg dilaksanakan pada aktivitas pembelajaran wajib secara pribadi bisa menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Anak-anak dalam usia 6-8 tahun menumbuhkan pemahaman terhadap diri mereka sendiri. Pada usia tadi, anak-anak mudah merasa jenuh jika hanya belajar di dalam kelas dan dijauhkan dari dunianya, yaitu bermain.

Konsep APE yang dikembangkan Elizabeth Peabody ini, merupakan cikal bakal tumbuhnya pengembang boneka tangan dan boneka jari dalam pembelajaran yang banyak dilakukan dilembaga lembaga PAUD di Indonesia. Teknik pembuatannya adalah kain bentuk dengan figur cerita. Satu narasi cerita dapat satu atau dua boneka. Potongan kain ukuran 15-18 cm. Penyelesaian boneka dijahit dengan tusuk feston. Berikut ini cara penggunaannya :

a. Sebagai pendahuluan, guru menyebutkan judul cerita untuk menarik minat anak.

b. Guru memasang boneka tangan pada sejumlah jarinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun