Mohon tunggu...
Nina Vanessa
Nina Vanessa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harus Dibawa ke Mana?

21 Februari 2016   20:04 Diperbarui: 21 Februari 2016   21:02 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak kenangan-kenangan masa lampau yang dapat dunia lihat dari bangsa Indonesia. Dimana dunia mencatat sejarah tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang menarik perhatian, seperti Ir Soekarno, yang membawa kejayaannya dengan kecerdasan dan kewibawaannya dimata dunia, Soeharto, yang dicatat membawa Indonesia dapat dipandang dengan pembangunan-pembangunannya, dan BJ Habibie, membawa Indonesia maju dengan kecerdasan dan keuletan dalam bidangnya, dan lagi masih banyak tokoh-tokoh sejarah lain yang membawa nama harum bangsa ini.

Namun di era ini, masyarakat harus menerima pil pahit, bahwa sekarang sedikit hal yang harus dibanggakan dari bangsa ini. Generasi yang seharusnya membawa bangsa ini maju, justru pergi membangun negeri orang. Akankah Indonesia selalu menjadi negeri yang diperbudak? Kemana kebanggaan yang dimiliki generasi muda akan bangsa ini? Apakah pada akhirnya, pendidikan yang sudah diperjuangkan mati-matian justru hanya menerima tikus-tikus koruptor yang semakin berkembang di follower?, yang hanya mengikuti negara lain? Bangsa ini mempunyai jati diri

Ah! Bahkan tidak ada yang peduli, bangsa ini sudah kehilangan persatuannya, dimana orang sibuk memikirkan diri sendiri, memikirkan kemakmuran sendiri hingga lupa dimana mereka hidup, berkembang dan sukses. Bagaikan kacang lupa kulitnya. Kita sebagai rakyat Indonesia bukan hanya sebagai para penonton pagelaran pemerintah, kita juga tokoh didalamnya, bukan hanya dapat mengkritik, mencela, dan menghina tapi juga turut berjuang menunjukkan partisipasi yang dapat kita salurkan. Tunjukkan bahwa bukan hanya kata “Sebenarnya Indonesia dapat maju”, tetapi buktikan bahwa Indonesia memang maju, bukan hanya menunjukkan opini semata tapi bawakan fakta.

Faktanya kita sudah tertinggal jauh dari negeri-negeri lain. Kita yang dulunya dijadikan panutan bagi bangsa Asia-Afrika untuk mendapatkan kemerdekaan, justru kini tidak dapat unjuk gigi dalam segala aspek pembangunan. Dimana ekonomi hanya makmur bagi si kaya, hukum yang berpihak bagi kalangan atas, dan politik yang hanya sebagai singgasana kekuasaan saja. Harus dibawa kemana bangsa ini? Haruskah generasi muda berintegritas tinggi justru disingkirkan yang pada akhirnya merantau ke negeri orang? Pada akhirnya kita hanya dapat mencela mereka yang membangun negeri orang, sedangkan saat generasi muda ingin berusaha membangun negerinya justru mendapat halangan yang berat.

Namun tidak dipungkiri pula, bahwa banyak yang masih memandang sebelah mata kemampuan anak bangsa, yang sebenarnya dapat membawa perubahan bagi bangsa ini. Sangat disayangkan pada minimnya kebanggaan warga negara Indonesia pada anak bangsanya sendiri. Lalu kapan bangsa ini akan maju? Tidak ada satupun komponen negara yang melangkah menuju perubahan. Banyak yang bisa dibanggakan dari negara ini yang bahkan dapat dilihat oleh bangsa asing. Tapi sayang bangsa sendiri tidak dapat melihat potensi yang ada.

Jika negara memang mau maju, dorong generasi muda yang memiliki nasionalisme tinggi untuk membangun bangsa. Jadikan generasi muda sebagai barisan terdepan demi terwujudnya perubahan. Beri fasilitas yang mampu menunjang pembangunan dalam segala aspek pada yang mampu, bukan hanya diserap saja untuk mencari untung pada satu pihak. Berikan pendidikan karakter yang menunjang akademik tapi juga kejujuran dan integritas, karena negara ini membutuhkan orang yang memiliki kejujuran tinggi. Percuma, bila memiliki intelegensi tinggi tapi pada akhirnya hanya dapat merugikan negeri ini. Pada akhirnya nasih bangsa ini ada di tangan generasi muda, tinggal mengembangkan saja potensi-potensi yang dimiliki untuk akhirnya menjanjikan Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun