Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Senang menulis, pembelajar.

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi. Penulis kumpulan cerpen "Asa Di Balik Duka Wanodya", 1. ,Novel “Serpihan Atma”, Kumpulan puisi”Kulangitkan Asa dan Rasa, 27 buku antologi Bersama dengan berbagai genre di beberapa komunitas. Motto: Belajar dan Berkarya Sepanjang Masa tanpa Terbatas Usia. Fb Nina Sulistiati IG: nsulistiati

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen Remaja " Sepatu Baru Untuk Dinda"

17 Mei 2025   17:01 Diperbarui: 17 Mei 2025   17:01 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://entahberentah.wordpress.com/wp-content/uploads/2013/05/nike.jpg

Di bawah langit pagi sang mentari tampak hadir malu-malu. Cahayanya samar membias di cakrawala. Suara langkah kecil terdengar menyusuri jalan tanah becek menuju sekolah. Dinda, seorang gadis kecil berkepang dua,  memeluk tas lusuhnya erat-erat. Sepatunya robek, sehingga dia selalu menunduk  jika berjalan ke sekolah.

Dia hanya ingin dianggap biasa, seperti anak-anak lainnya. Bukan jadi bahan tertawaan atau ejekan hanya karena kemiskinan keluarganya. Kadang ia menunduk bukan karena malu, tapi karena lelah menyembunyikan luka yang tak terlihat..

"Dinda! Tunggu! Kok kamu jalan cepat banget!" teriak Fira memanggil dari belakang. Dia terlihat berlari menyusul Dinda.

Dinda berhenti dan menoleh. Ia menyambut sahabatnya itu dengan senyum lembutnya. Dia memang bersahabat dengan Fira sejak kelas enam sekolah dasar. Mereka selalu berbagi dan memahami.

"Aku takut telat. Tadi bangun kesiangan. Aku pikir kamu sudah sampai sekolahan," jawabnya pelan.

Fira mengamati sepatu Dinda yang masih basah karena kehujanan kemarin siang. Fira menunduk, pandangannya tertuju pada sepatu usang yang dikenakan Dinda---solnya hampir copot, benangnya terurai. Hatinya mencelos, rasa iba perlahan menjalari wajahnya yang biasanya ceria.

"Sepatumu... masih yang itu, ya?" tanya Fira pada sahabatnya itu pelan. Dia tak mau melukai hati sahabatnya.

"Iya." Dinda menunduk. "Ibu belum bisa beli yang baru. Katanya tunggu panen. Aku sebenarnya malu, tetapi ya sudahlah...aku harus bersabar. "

"Aku punya sepatu lama, masih bagus, cuma kekecilan di aku. Kalau kamu mau..." Fira berkata sangat hati-hati. Dinda tahu Fira takut kalau dirinya akan tersinggung.

"Nggak usah, Fir. Aku nggak apa-apa kok," sela Dinda cepat. Dinda tidak mau sahabatnya merasa tidak enak hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun