Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Senang menulis, pembelajar.

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen| Antara Benci dan Cinta

31 Maret 2025   16:05 Diperbarui: 5 April 2025   23:15 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ss https://www.instagram.com/siagapeduli_?igsh=N3VpenlmMXAwdDF4

Memaafkan merupakan sifat para ahli surga

Matahari sudah condong ke barat ketika Surya pulang dari toko bahan bangunannya. Sejak dulu, ia bekerja keras, menjadi tulang punggung keluarga sejak ayahnya sakit-sakitan. Ia membiayai sekolah adik-adiknya, menanggung pengobatan orang tua, bahkan setelah menikah, tanggung jawab itu masih ia pikul. Namun, ada satu hal yang tak pernah ia duga---adik laki-lakinya, Bayu, kini memusuhinya. Begitu juga dengan isterinya. 

Awalnya, hubungan mereka begitu erat. Bayu dulu selalu bercerita tentang cita-citanya, tentang betapa ia mengidolakan kakaknya yang tak kenal lelah bekerja. Namun, semuanya berubah ketika Bayu menikah dengan Sinta. Sejak itu, pertengkaran kecil mulai mewarnai hubungan mereka.

"Kamu itu terlalu mencampuri urusan keluarga kami!" seru Bayu suatu malam saat bertamu ke rumah Surya. "Kenapa Ibu dan Ayah selalu membandingkan aku denganmu? Apa semua harus seperti Kak Surya?"

Surya tertegun. "Aku tak pernah membandingkan, Bay. Aku hanya ingin membantu. Sejak dulu, aku hanya ingin memastikan kalian semua baik-baik saja."

Sinta yang duduk di samping Bayu, tersenyum sinis. "Hanya ingin memastikan? Lalu kenapa semua orang selalu memujimu dan menganggap Bayu tak berguna? Kamu pikir dia tak terluka?"

"Aku tak pernah meminta pujian mereka!" suara Surya meninggi. "Bayu, aku bekerja mati-matian untuk keluarga ini. Aku korbankan banyak hal, bahkan hubungan dengan istriku sendiri retak karena aku terlalu sibuk mengurus kalian! Apa itu tak cukup?"

Bayu mengepalkan tangannya. "Aku tak peduli! Kamu mungkin membantu kami, tapi kamu juga menciptakan jurang di antara kita! Semua ini karena kamu!"

"Adik tak tahu diri. Aku jadikan kamu seperti sekarang ini. Aku habiskan biaya yang seharusnya untuk merenovasi rumah untuk mengeluarkanmu dari masalah penggelapan uang. Aku sekolahkan kamu, aku kursuskan hingga kamu punya usaha bengkel seperti ini. Aku biayai pernikahan kamu bahkan saat anak sulungmu aqiqah. Semua itu aku korbankan demi adikku hingga hubunganku dengan isteri dan anakku berjarak, " Surya berteriak sambil mengepalkan tangan menahan amarah. 

Tia, isteri Surya memegang bahu suaminya dengan lembut, "Sudah, Mas. Tak perlu emosi. Kita pasrahkan semuanya kepada Allah SWT. Dan kalian, maaf lebih baik kalian pulang dan jangan datang ke rumah ini lagi jika hanya ingin marah-marah. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun