Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu lain terbuka; namun sering kali kita terlalu lama menatap pintu yang tertutup itu hingga tidak melihat pintu lain yang telah terbuka untuk kita.~Hellen Keller
Di sudut sunyi, ia termenung
Dalam hampa rasa, sepi
Dia dianggap tiada meski ia ada
Semuanya pergi, menjauh
Mereka bilang, dia berbeda
seakan dirinya kabut yang samar
padahal dia adalah gemintang terang di langit malam yang kelam.
Mengapa dunia buta?
Mengapa mereka hanya melihat raga bukan jiwa
tak menghiraukan hati yang merana
meminta diterima, diakui, dicinta?
Gundahnya seperti ombak
bergetar
Menembus dermaga hati
terjebak dalam lautan kehidupan yang sunyi
Hatinya terluka, meski tak hancur
Ada kasih yang mengobati lara
ia telah menemukan  cinta sejati
Cinta Ilahi, yang tak pernah terhenti
Dalam doa yang ia bisikkan
Ia temukan kekuatan
Tak peduli mata-mata yang berpaling
Ia tahu, Tuhan selalu di samping.
Takdirnya mungkin berat
Namun di hadapan-Nya, ia adalah mutiara
Bukan fisik yang menjadi pandangan
Melainkan jiwa yang penuh keimanan
"Ya Allah, kuasa-Mu tak pernah terbatas,
Engkau yang menjaga hati hamba yang tengah terhempas,"
Kini ia tak lagi merasa sendirian
Karena cinta-Nya selalu ada dalam pelukan.