Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa yang Dilakukan Orangtua Saat Sekolah Anak Menggunakan Kurikulum Merdeka?

6 Juli 2022   09:07 Diperbarui: 6 Juli 2022   09:11 2459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Belajar.Anak Sumberhttps://pelatihanhomeschooling.com/

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang inklusif. Pengertian inklusif di sini bukan hanya tentang neberina siswa dengan kebutuhan khusus saja, tetapi kesediaan sekolah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kondisi yang dimiliki siswa yang memiliki perbedaan sosial, ekonomi, kecerdasan dan sebagainya.

Keberhasilan pelaksanaan kurikulum merdeka ini membutuhkan berbagai dukungan. Dukungan itu berasal dari pemerintah, sekolah, publik dan tentu saja orang tua siswa.

Dukungan sekolah terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka ini dengan menyiapkan tenaga pendidik yang memahami dan mampu melaksanakan kurikulum ini dengan baik. 

Penyiapan tenaga kependidikan ini dlakukan dengan melakukan pelatihan mandiri, bagi sekolah yang tidak masuk dalam kategori sekolah penggerak dan berkeinginan untuk melaksanakan kurikulum merdeka ini. Selain itu sekolah harus menyiapkan sarana yang dibuthkan guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum ini.

Dukungan publik dapat diberikan dengan cara memberikan penguatan pada pelaksanaan kurikulum merdeka dengan menjadi stakeholder sekolah.

Keluarga pun harus mendukung penuh pelaksanaan kurikulum merdeka ini. Keluarga adalah garda terdepan bagi para siswa untuk memperoleh pendidikan. 

Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama bagi para siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebelum lingkungan sekolah dan masyarakat. Lalu apa yang dapat dilakukan keluarga/ orang tua saat sekolah anak mereka menggunakan kurikulum merdeka?

Apa yang saya tuliskan ini berdasarkan pengalaman saya sebagai orang tua.  Saat ini putri bungsu saya masuk ke SMP yang konon kabarnya akan menggunakan kurikulum merdeka. Hal- hal yang dapat saya lakukan antara lain:

  1. Cari tahu apa itu kurikulum merdeka. Informasi tentang kurikulum merdeka dapat diakses di internet. Aspek-aspek apa saja yang mendukung kurikulum ini dari sudut pandang orang tua.
  2. Pahami apa minat dan bakat yang dimiliki oleh anak. Saya yakin jika orang tua memiliki lebih dari satu anak, maka anak-anak tersebut memiliki minat dan bakat yang berbeda. Pengetahuan ini dapat diberikan kepada guru saat mengadakan tes diagnostik kepada siswa.
  3. Berikan dukungan kepada kegiatan yang dilakukan anak saat mengerjakan tugas atau pun sedang mengekplor potensinya, contoh: Arina senang membuat kue. Dia mengikuti petunjuk-petunjuk dari you tube. Orang tua Arina tidak melarang keinginannya justru mendukung kegiatannya itu dengan menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Ibu Arina hanya membimbing dan mengawasi apa yang dilakukan anaknya. Dia membiarkan jika dapurnya akhirnya harus acak-acakan karena dipakai Arina. Setelah selesai memasak, mereka berdua membereskan ruang dapur. Ada nilai pendidikan di sini yaitu bertanggung jawab, kemandirian dan kerja sama.
  4. Pahami gaya belajar anak kita. Ada empat tipe yang dimiliki seorang anak saat belajar: visual, audio, audio visual. Kinestestik. Gaya belajar ini awalnya dikenalkan oleh Walter Burk Babe dan dikembangkan oleh Neil Fleming. Ketika jenis gaya belajar ini berkaitan dengan indra manusia. Gaya belajar visual ini lebih fokus pada penggunaan indra mata untuk mengamati, melihat, mengdientifikasi, dan membaca. Gaya belajar audio adalah cara belajar yang menekankan pada penggunaan indra telinga. Cara belajar yang sering dilakukan adalah dengan mendengarkan. Anak dengan gaya belajar audio ini lebih mudah menerima informasi verbal/lisan. Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang lebih menekankan kepada gerakan. Anak yang menggunakan cara belajar ini lebih pandai mempraktikkan atau mendemonstrasikan dari pada membaca atau mendengarkan. Gaya belajar Audio visual adalah gaya belajar yang menggunakan indra mata dan telinga. Anak akan banyak membaca dan mendengarkan tayangan-tayangan video pembelajaran
  5. Siapkan kondisi belajar yang menyenangkan dan nyaman bagi anak-anak di rumah. Kondisi belajar yang memberikan ruang bagi anak untuk mengeksplor minat yang dimilikinya. Jadi orang tua harus memahami cara belajar anak agar mudah memberikan bimbingan.
  6. Berikan bimbingan yang berkelanjutan. Anak jangan dibiarkan untuk menerima kesulitan yang dihadapi tanpa bantuan. Jika kesulitan yang ditemukan anak dibiarkan, bisa jadi dia akan menjadi malas belajar.
  7. Orang tua harus memahami modul ajar yang digunakan oleh anak. Biasanya ini bagian yang paling sulit saat memberikan bimbingan kepada anak terutama mata pelajaran yang dianggap sulit yaitu: matematika, IPA dan Bahasa Inggris. Mau tidak mau orang tua harus sedikiy paham.  Pengalaman saya saat anak mengalami kesulitan pelajaran Matemtika, saya menggunakan bantuan video pembelajaran. Video pemelajaran ini dapat ditelusuri di channel you tube. Biarkan anak melihat tayangan video tersebut sehingga orang tua tidak akan merasa bingung juka materi tidak dikuasai.
  8. Jalinlah komunikasi dengan guru dan wali kelas anak kita. Janganlah segan mengonsultasikan kesulitan-kesulitan belajar anak kepada para guru yang mengampu mata pelajaran.

Keberhasilan belajar anak tidak bergantung kepada cara guru memberikan bimbingan saja, tetapi cara orang tua memberikan motivasi dan dukungan. Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum yang akan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Sebagai orang tua hendaknya tidak pernah putus untuk memberikan motivasi dan dukungan kepada anak. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun