Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fiksi Mini "Takdir"

14 Juni 2022   05:45 Diperbarui: 14 Juni 2022   05:53 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kataMedia.co

Manusia adalah makhluk lemah yang tak memiliki daya jika kesedihan dan ujian datang bertubi-tubi. Hanya satu cara yang dapat dilakukannya yaitu menerima dengan pasrah semua iradah-Nya.

Hal itu yang dilakukan Karina saat ini. Dia hanya bisa berzikir, dan berdoa agar Ayahnya yang sedang terbaring di ruang ICU pulih kembali.

"Neng Karin, melihat kepasrahan dan keikhlasan yang kamu lakukan ini, Insyaallah, Allah SWT akan mengijabah setiap doa dan harapanmu." Mbok Nah menghibur Karina yang terus menangis di antara sujud-sujudnya.

"Aamiin ya robbal alamin," ujar Karina sambil mengusap air matanya.

"Ayo kita kembali ke ruang ICU, Mbok!" ajak Karina kemudian.

Akhirnya mereka kembali ke ruang ICU. Di sana ada Pak Ujang yang duduk di depan ruangan.

"Mbak Karin, tadi dicari dokter yang merawat, Tuan," ujar Pak Ujang memberitahukan.

"Baiklah! Saya akan menemui Dokter," balas Karina. Karina menanyakan ruangan Dokter Prasetio yang merawat Ayah kepada seorang suster yang kebetulan lewat di depannya.

Karina masuk ke ruangan dokter Prasetio setelah diizinkan olehnya.

"Silakan duduk, Mbak ...?" Dokter Prasetio berhenti sejenak sambil menatapku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun